Kendal (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan pembukaan pabrik solar sel dan modul panel surya terbesar di Indonesia, PT Trina Mas Agra Indonesia, di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut Menperin, keberadaan pabrik yang terintegrasi antara produksi solar sel dan panel surya dalam satu lokasi itu merupakan salah satu upaya membentuk ekosistem industri pendukung energi baru terbarukan
Dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2025-2034, kata dia, pemerintah menargetkan pemenuhan pasokan dari sumber energi terbarukan mencapai 52,8 gigawatt (GW).
Dari jumlah tersebut, kata dia lagi, 17,1 GW di antaranya ditargetkan akan bisa dipasok dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada 2034 mendatang.
"Pada 2025 hingga 2029 diharapkan produksi yang dihasilkan per tahun sekitar 0,8 GW dan akan meningkat menjadi 1,9 GW per tahun hingga 2034," katanya lagi.
Dalam upaya mewujudkan pasokan dari energi baru terbarukan tersebut, kata dia pula, maka menjadi urgensi bagi Indonesia untuk mendapat sumbangan dari industri panel surya dalam negeri.
Salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, kata dia pula, yakni daya saing produk modul surya buatan dalam negeri yang masih tertinggal dibanding produk impor.
"Harga PLTS lokal masih 30 sampai 45 persen lebih tinggi dibanding produk impor," katanya.
Kondisi tersebut, ujar dia, menjadi perhatian dan harapan melalui pendiri pabrik yang bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri itu
Pabrik solar panel yang terintegrasi dengan perakitan modul panel surya tersebut, kata dia, diharapkan mampu menjawab ketergantungan terhadap produk impor.
"Industri panel surya ke depan diharapkan tidak hanya sebatas sebagai pemasok teknologi, namun juga menjadi katalis untuk terciptanya industri terbarukan yang berdaulat," katanya.
Wakil Presiden Direktur PT Trina Mas Agra Indonesia Lokita Prasetya mengatakan, pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1 GB per tahun dengan n daya yang dihasilkan mencapai 720 Wp per panel.
Pabrik dengan nilai investasi mencapai Rp1,5 triliun tersebut, kata dia, ditargetkan mampu meningkatkan produksi hingga 3 GW per tahun.
Pabrik teknologi panel.modus surya terbesar ini, ujar dia lagi, siap mendukung pengembangan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.
Seiring dengan tumbuhnya ekosistem energi baru terbarukan, Lokita meyakini biaya produksi penyediaan pembangkit listrik ini akan semakin mudah dan berkualitas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menperin meresmikan pabrik panel surya terbesar di Indonesia