Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) Adi Rahman Adiwoso mengungkapkan bahwa Indonesia berpeluang besar untuk meraih pendapatan hingga 200 juta dolar AS per tahun melalui proyek bandar antariksa (spaceport).
Dalam sela-sela diskusi panel bertajuk "Antariksa: Urgensi dan Relevansi untuk Indonesia" di Jakarta, Kamis, Adiwoso mengungkapkan studi Deloitte pada 2025 memaparkan adanya potensi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) di kawasan ASEAN pada bidang antariksa mencapai 100 miliar dolar AS.
Indonesia, kata dia, diperkirakan menjadi negara dengan peran paling besar dalam potensi ekonomi ini.
"Bandar antariksa itu menurut studi mereka bisa menghasilkan pendapatan (hingga) 200 juta dolar per tahun," kata Adiwoso.
Adiwoso melanjutkan ekonomi antariksa merupakan sektor ekonomi baru yang melibatkan multidisiplin, baik kepentingan akademis, pertahanan, komunikasi, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu Adiwoso melihat hal ini sebagai peluang yang sangat besar untuk dimanfaatkan oleh Indonesia, khususnya bagi generasi masa depan bangsa.
"Ini sudah waktunya kita lihat dari anak-anak muda-muda segala macam bisa mulai dibangun di Indonesia. Jadi itu yang kita coba gabungkan," ucap Adiwoso.
Terpisah, Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Robertus Heru Triharjanto menjelaskan sejumlah program strategis BRIN, antara lain pengembangan konstelasi satelit penginderaan jauh dan Internet of Things (IoT), serta pembangunan bandar antariksa untuk mendukung peluncuran satelit dari wilayah Indonesia.
BRIN, kata dia, juga mengundang penyedia jasa peluncuran internasional untuk menggunakan wilayah Indonesia sebagai lokasi peluncuran roket.
"Kami ingin menciptakan ekosistem yang memungkinkan swasta terlibat aktif, tidak hanya dalam pemanfaatan data satelit, tetapi juga dalam pengembangan solusi hilir seperti antarmuka pengguna dan layanan informasi," tutur Robertus Heru Triharjanto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI berpeluang raup 200 juta dolar/tahun dari proyek bandar antariksa
