Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo menerima kedatangan para
tokoh alumni forum komunikasi Kelompok Cipayung di Istana Kepresidenan
Jakarta, Selasa.
"Pada hari ini telah bertemu Presiden RI dalam rangka menyampaikan
apa yang dalam beberapa bulan terakhir ini, enam bulan terakir ini
menjadi perhatian kita bersama," kata Ketua Umum Persatuan Alumni
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Ahmad Basarah di Lingkungan
Istana Kepresidenan Jakarta.
Selain Ahmad Basarah, para tokoh alumni forum komunikasi Kelompok
Cipayung ini di antaranya Mahfud MD dari Presideum Nasional KAHMI,
senior HMI Akbar Tanjung, Ikatan Alumni PMII KH Ahmad Muqowam, Bernard
Nainggolan dari pengurus Persatuan Nasional GMKI, Hermawi Taslim dari
Forkroma PMKRI, Theo L Sambuaga, Eros Djarot dan tokoh lain.
Basarah mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Presiden alumni
Kelompok Cipayung ini menyampaikan hal-hal penting yang menjadi
pokok-pokok pikiran, termasuk rencana-rencana aksi yang akan dilakukan.
"Aksi yang akan kami lakukan untuk bisa bersama-sama menemukukan kembali atau recovery terhadap kehidupan kebangsaan kita untuk kembali pada khitohnya, yaitu cita-cita negara Proklamasi 17 Agustus 1945," katanya.
Mahhfud MD mengatakan diskusi dengan Presiden sekitar 1,5 jam, salah
satunya membicarakan tentang penguatan idiologi sebagai pijakan
bernegara dan berbangsa.
"Pancasila sebagai dasar idiologi negara kita yang salah satu elemen
utamanya adalah kesadaran pluralisme," kata mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi ini.
Menurut dia, pluralisme, dimana warga negara hidup bersama di dalam
keberbedaan dan tetap bermain untuk memperjuangkan aspirasi berbagai
kelompoknya, tetapi permainan itu di dalam koridor demokrasi yang akan
dipagari oleh demokrasi penegakan hukum.
"Presiden sangat setuju dengan itu, demokrasi terus jalan tetapi
nasionalisme Pancasila sebagai dasar negara itu harus diperkuat sebagai
dasar aturan main bersama," kata Mahfud.
Sedangkan KH Ahmad Muqowam mengatakan ketika ia melakukan kajian
kritis terhadap situasi nasional kembangsaan, keagamaan dan
lain-lainnya, Presiden merasa rindu dengan masukan-masukan yang sifatnya
sangat idilogis dan menjadi bagian dari dinamika masyarakat.
Maqowam juga mengatakan, ia sepakat hal-hal yang bersifat mendasar, yakni Pancasila, NKRI, itu perlu penebalan.
"Kami mengapresiasi yang disampaikan Presiden katanya ada Unit kerja
presiden dalam rangka pemantapan idiologi. Saya kira ini saling
bersambut antara apa yang dimaui program presiden dengan yang kita
lakukan selama ini," kata Maqowam.
Presiden terima alumni Kelompok Cipayung di Istana
Selasa, 21 Februari 2017 14:41 WIB