Malang (ANTARA GORONTALO) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode
2005-2015 Din Syamsuddin mengemukakan saat ini dunia sedang dihadapkan
pada situasi yang disebut sebagai "Great Disruption" atau gangguan
besar.
"Gangguan besar ini terutama karena adanya kerusakan-kerusakan yang
bersifat akumulatif dalam kehidupan dunia, baik berupa kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan, ketidakadilan, kesenjangan, sampai kekerasan
dalam segala bentuknya, termasuk kegoncangan kultural tsunami atau
banjir budaya," kata Din Syamsuddin ketika menjadi pembicara kunci dalam
Seminar Pra-Tanwir Muhammadiyah di Auditorium BAU Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM), Jatim, Rabu.
Selain itu, lanjutnya, perang ideologi yang mengejawantah pada
perang budaya adalah situasi yang niscaya terjadi, termasuk dalam
internal sebuah agama, terutama terkait dengan perbedaan pemahaman
tentang adanya ajaran-ajaran beragama yang melahirkan madzab-madzab
maupun aliran-aliran yang berbeda.
Menurut dia, karena kitab suci termasuk Alquran, memiliki watak
ambivalen, yakni ayat-ayatnya dapat ditafsirkan. Ada ayat-ayat yang
cenderung ditafsirkan dalam konteks yang positif, dan juga ada ayat-ayat
yang cenderung dipahami secara negatif.
Oleh karena itu, kata Din, sebagai organisasi masyarakat Islam yang
mendeklarasikan diri sebagai gerakan wasathiyah, Muhammadiyah
diharapkan mampu memberikan solusi lewat jalan-jalan moderat atau
konstitusional, bukan jalan yang ditempuh oleh gerakan ekstremis Islam.
Din juga menekankan pentingnya memperteguh watak gerakan Islam
moderat Muhammadiyah di tengah pergulatan ideologi-ideologi dunia. "Ini
penting agar kita tidak sampai menempuh jalan atau gerakan di luar rel,"
urainya.
Sementara itu, Tanwir yang merupakan lembaga musyawarah tertinggi
Persyarikatan Muhammadiyah setelah Muktamar akan mengangkat tema
"Kedaulatan dan Keadilan Sosial Menuju Indonesia Berkemajuan".
Menyinggung pelaksanaan sidang Tanwir Muhammadiyah, Din berharap
warga Muhammadiyah tetap pada pengembalian pemahaman Islam moderat yang
selama ini sudah baik.
Seminar dalam rangka menyambut Tanwir Muhammadiyah di Ambon pada
24-26 Februari 2017 itu menghadirkan sejumlah pembicara lain, di
antaranya Prof Syafiq A Mughni dipanel dengan Prof Dr Masdar Hilmy yang
membahas materi "Peneguhan Identitas Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam
Moderat".
Din: dunia sedang dihadapkan pada gangguan besar
Rabu, 22 Februari 2017 21:59 WIB