Jakarta (ANTARA) - Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengajak para perajin hingga pelaku usaha batik untuk adaptif dengan perubahan zaman termasuk di dalamnya desain, teknologi produksi hingga pemanfaatan teknologi untuk pemasaran.
“Inovasi dan keberlanjutan penting, di mana para perajin batik harus mampu beradaptasi dengan zaman itu, baik dari sisi desain, teknologi produksi maupun (aspek) ramah lingkungan,” kata Staf Ahli Menteri UMKM Bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Sudaryano Rahmalifman Lamangkona di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, ia mengatakan Kementerian UMKM melalui Deputi Usaha Kecil bersama SMESCO Indonesia juga memberikan dukungan ekosistem batik melalui berbagai program, mulai dari pembiayaan, pendampingan, digitalisasi, hingga promosi global.
Menurut Sudaryano, semua upaya itu diperlukan agar UMKM batik Indonesia semakin kuat berdaya saing dan mendunia.
“Kita ingin menjadikan batik sebagai bukti bahwa tradisi dan kemajuan ekonomi bisa berjalan beriringan, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dan dapat berperan dalam ekonomi global,” ujar dia.
Namun, ia tidak menampik bahwa keberlanjutan usaha dan budaya batik Indonesia memerlukan regenerasi yang cepat dan tepat, agar batik dapat terus terjaga tradisi dan perputaran roda ekonomi di dalam ekosistemnya.
“Tugas kita bersama adalah memastikan bahwa kisah itu tidak berhenti di satu generasi, melainkan terus berlanjut, tumbuh, dan menjadi inspirasi bagi dunia. Karena itu saya mengajak kita semua untuk mencintai produk dalam negeri dengan memakai batik sebagai kebanggaan,” katanya.
Untuk itu, Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober, menurut dia, menjadi momentum penting dalam menjaga batik sebagai warisan budaya di daerah-daerah penghasil batik seperti Pekalongan, Malang, Cirebon, hingga Magelang, serta kebanggaan nasional di panggung dunia.
Sudaryano pun mengajak anak-anak muda untuk berperan aktif menjaga ekosistem batik dengan membeli, mempromosikan, dan menjadikan batik dari UMKM sebagai bagian dari gaya hidup.
“Bukan hanya sekadar kita mewarisi kerajinan, tapi kemudian kita harus bangga bahwa batik ini memang menjadi simbol nasional dan simbol budaya Indonesia yang harus kita jaga dan kita banggakan, serta sebagai simbol persatuan yang memperkuat jati diri bangsa,” ujar Sudaryano.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementerian UMKM ajak pegiat batik adaptif dengan perubahan zaman
