Gorontalo (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dan seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melaksanakan pengawasan eksternal melalui kegiatan pengambilan sampel air di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, serta pengambilan sampel air dan makanan di SPPG Kota Selatan bersama Puskesmas Kota Selatan, pada Sabtu (04/10/2025).
Pengambilan sampel dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini merupakan upaya pengawasan keamanan Pangan Olahan Siap Saji (POSS) untuk mencegah cemaran biologis, kimia, maupun benda lain yang dapat membahayakan kesehatan. Hal ini dilakukan untuk mencegah keracunan makanan.
“Pengujian laboratorium dilakukan guna memastikan air yang digunakan memenuhi standar baku mutu kualitas air minum secara fisik, kimia, dan mikrobiologi,” kata Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Shintia Rivai.
Tim Dinas Kesehatan dan Labkesda Provinsi juga telah melakukan pengambilan sampel air sejak Januari 2025 di beberapa lokasi, yakni SPPG Kota Tengah, SPPG Kwandang dan SPPG Pone. Selain itu, Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dilaksanakan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas untuk memastikan aspek hygiene sanitasi dapur, seperti kebersihan alat masak, penyimpanan bahan baku, praktik cuci tangan petugas, hingga penyajian makanan agar hasilnya bergizi dan aman dikonsumsi penerima manfaat.
Shintia menjelaskan bahwa pengawasan ini mengacu pada Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pelaksanaan PP Nomor 66 Tahun 2024 mengenai Kesehatan Lingkungan, yang mengatur Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan (SBMKL) untuk melindungi kesehatan masyarakat melalui lingkungan yang sehat.
“Selain pengawasan eksternal oleh dinas kesehatan dan puskesmas, setiap SPPG wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagaimana diatur dalam Permenkes Nomor 17 Tahun 2025,” ujar Shintia.
Ia menambahkan bahwa dalam Program MBG, SLHS mencakup persyaratan seperti surat izin SPPG, layout dapur, sertifikat penjamah makanan, hasil inspeksi kesehatan lingkungan, serta pemeriksaan sampel air dan makanan.
Saat ini, jumlah dapur SPPG yang beroperasi di Provinsi Gorontalo mencapai 19 titik, dan ditargetkan bertambah menjadi 22 titik dalam waktu dekat, dengan target pembangunan sebanyak 155 titik dapur SPPG. Sementara secara nasional hingga 1 Oktober 2025 telah terbentuk 10.012 SPPG MBG di seluruh Indonesia.
Dengan melihat skala pelaksanaan program ini, pengawasan keamanan pangan olahan siap saji di setiap dapur SPPG menjadi sangat penting, agar Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya tercapai dari sisi kuantitas, tetapi juga memenuhi standar baku mutu dan keamanan pangan.
