Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Akademi Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Akminas) 2025, program untuk menyiapkan para calon pemimpin lintas agama yang inklusif.
"Ini adalah kegiatan lintas iman, lintas perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Kita tidak membeda-bedakan latar belakang agama atau asal institusi. Semua dirangkul dalam semangat kebangsaan," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno dalam pembukaan Akminas di Jakarta, Rabu.
Akminas digagas sebagai ruang strategis untuk menempa mahasiswa dari berbagai latar belakang menjadi calon pemimpin bangsa yang inklusif dan berwawasan kebangsaan.
Program ini diikuti mahasiswa terpilih berasal dari lintas agama dan berbagai daerah di Indonesia. Mereka sebelumnya telah mengikuti serangkaian seleksi dan pelatihan daring melalui platform Zoom.
Dalam pelatihan luring selama satu minggu ini, peserta dibekali materi intensif tentang keberagaman, kepemimpinan, kolaborasi, kewirausahaan, serta pemanfaatan teknologi digital.
"Mereka akan digembleng untuk mengenali potensi dirinya, tapi juga belajar berkolaborasi lintas iman dan budaya. Ini adalah miniatur Indonesia yang majemuk, namun tetap rukun," kata Suyitno.
Ia menjelaskan gelaran ini mendapat sambutan dari mahasiswa. Tercatat, 1.192 orang ikut seleksi dalam kegiatan ini. Setelah proses seleksi, hanya 100 orang terpilih yang berhak mengikuti program pelatihan.
Nantinya, para peserta akan mendapat bekal dari sejumlah narasumber berasal dari berbagai institusi strategis, mulai dari akademisi, aktivis, tokoh riset, hingga pejabat tinggi negara.
Salah satu topik penting yang dibahas dalam program ini adalah literasi digital dan peran media sosial.
Menurut Amien, mahasiswa harus memiliki kesadaran kritis dalam menggunakan media sosial sebagai ruang edukasi, bukan provokasi.
"Media sosial itu punya dua sisi, bisa jadi alat penyebar kebaikan, tapi juga bisa merusak kalau disalahgunakan. Maka, kami ingin peserta Akminas jadi agen positif di dunia digital, menebar toleransi, keberagaman, dan gotong royong," kata dia.
Suyitno mengatakan Akminas bukan sekadar pelatihan biasa. Para peserta disiapkan untuk menjadi pemimpin Indonesia 2045, mereka yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan spiritualitas yang kokoh.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenag gelar Akminas siapkan calon pemimpin masa depan yang inklusif
