Jakarta (ANTARA) - Ketua umum Federasi Gimnastik Indonesia (FGI), Ita Juliati, memaparkan rencananya untuk menggelar pelatihan nasional jangka panjang untuk mendongkrak prestasi pesenam-pesenam Indonesia.
Berstatus negara Asia Tenggara, Indonesia belum mampu meloloskan atlet-atletnya ke putaran final All-around pada Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025. Namun negara-negara tetangga, seperti Filipina melalui Carlos Yulo dan Amanda Yap asal Singapura, berhasil mencapai putaran final.
“Jadi kita tidak mau lagi, kita kemarin kan ke Jepang sebulan setengah, ke Rusia sebulan dan segala macam. Jadi kita inginnya sekarang jangka panjang total,” kata Ita saat ditemui usai acara penutupan Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu.
Dengan keberadaan Cibubur Youth Elite Center (CYTE) dan hibah peralatan yang sebelumnya digunakan pada Kejuaraan Dunia Senam Artistik, Ita yakin fasilitas-fasilitas itu akan dapat dimaksimalkan, termasuk untuk menyelenggarakan Kejuaraan Nasional.
Selain itu, opsi lain untuk pembinaan para atlet senam adalah dengan mendatangkan pelatih asing. Sebab menurut Ita, salah satu kunci sukses pembinaan senam di Thailand, Malaysia, dan Singapura adalah keberadaan pelatih-pelatih asing.
Dengan persiapan-persiapan yang akan dilakukan, Ita pun berani menargetkan cabang olahraga senam dapat mengirimkan atlet untuk berkompetisi di Olimpiade 2032.
“(Targetnya) 2032. Tapi 2028 kami targetnya adalah kita lolos di (Olimpiade) LA. 2032 kita cenderung paling tidak dapat bersaing,” tutur Ita.
Pada Olimpiade Paris 2024, Indonesia berhasil mengirimkan Rifda Irfanaluthfi untuk berkompetisi di pesta olahraga akbar tersebut. Rifda menjadi atlet senam artistik Indonesia pertama yang berhasil lolos ke Olimpiade.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: FGI berencana gelar pelatihan jangka panjang untuk dongkrak prestasi
