Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo menggencarkan edukasi bagi warga mampu atau kalangan menengah ke atas untuk hanya menggunakan elpiji non subsidi.
"Kami mengedukasi pelaku usaha dan rumah tangga mampu di daerah ini, untuk menggunakan elpiji non subsidi. Sehingga elpiji 3 kilogram (kg) subsidi dapat tepat sasaran sesuai golongan yang berhak menerima," kata Pelaksana tugas (Plt) Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Gorontalo Utara Abdul Wahid Baruadi di Gorontalo, Jumat.
Menurutnya pemerintah daerah sangat mendukung keberhasilan program subsidi tepat sasaran.
Oleh karena itu, melakukan edukasi agar masyarakat mampu dan pelaku usaha tidak menggunakan elpiji tiga kilogram yang hanya diperuntukkan untuk warga miskin, terus dilakukan.
Melalui tugas pengawasan dan edukasi, pihaknya memaparkan hal itu pada pertemuan bersama Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
Edukasi menjangkau kalangan pemerintah baik Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemerintahan tingkat kabupaten termasuk DPRD dan pelaku usaha.
Warga mampu diharapkan memiliki kesadaran untuk selalu menggunakan elpiji sesuai peruntukan.
"Kami mengimbau kepada pelaku usaha dan untuk rumah tangga yang mampu, agar menggunakan gas yang tidak bersubsidi. Elpiji non subsidi pun tidak sulit ditemukan. Mudah dibeli di seluruh pangkalan, serta pembeliannya bisa dilakukan bebas atau tidak ada batasan," katanya.
Pihaknya mengimbau pula agar pelaku usaha yang sudah tidak layak menggunakan elpiji subsidi, bisa menukar penggunaan ke elpiji non subsidi atau Bright Gas.
Ia mengatakan khusus elpiji subsidi tiga kilogram untuk daerah itu, per tahun mencapai 1,7 juta tabung tersebar di 11 kecamatan.
"Kami pastikan elpiji subsidi tersebut hanya untuk warga kurang mampu atau yang menjadi sasaran. Oleh karena itu, warga mampu termasuk pelaku usaha agar menggunakan tabung non subsidi atau tabung merah muda mulai 5,5 kilogram dan seterusnya. Ini harap menjadi perhatian yang selalu kami ingatkan pada momen edukasi yang digelar," katanya.
Kekosongan elpiji subsidi tiga kilogram yang kerap terjadi kata dia, diakibatkan penggunaan bahan bakar tersebut hampir merata oleh seluruh masyarakat, padahal peruntukannya hanya untuk warga miskin.
Sosialisasi pun digencarkan kata Wahid, sebagai upaya konkret untuk membenahi distribusi elpiji subsidi agar benar-benar tepat sasaran.
