Gorontalo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode Oktober 2025 Provinsi Gorontalo mengalami deflasi bulan ke bulan sebesar 0,14 persen dibandingkan dengan September 2025 dan untuk inflasi tahun ke tahun sebesar 2,44 persen.
"Kalau kita bandingkan dengan angka nasional yang telah dirilis beberapa waktu lalu untuk inflasi bulan ke bulan 0,28 persen, tahun ke tahun 2,86 persen, dan tahun kalender nya 2,10 persen," ucap Plt Kepala BPS Provinsi Gorontalo Dwi Alwi Astuti di Gorontalo, Senin.
Hingga Oktober 2025, Provinsi Gorontalo sudah tiga bulan berturut-turut mengalami deflasi. Sebelumnya pada Agustus dengan angka deflasi 0,73 persen, September 0,12 persen, dan Oktober 0,14 persen.
Berdasarkan kelompok pengeluaran bulan ke bulan yang mengalami inflasi tertinggi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,81 persen. Kemudian urutan kedua adalah kelompok transportasi dengan nilai 1,13 persen yang memberikan andil sebesar 0,12 terhadap total inflasi umum di Gorontalo.
Ada 10 komoditas yang memberikan andil inflasi, yang tertinggi adalah emas perhiasan sebesar 0,20 persen disusul oleh angkutan udara 0,11 persen. Komoditas lainnya yaitu daun bawang, daging ayam ras, tomat, apel, angkutan antar kota, sabun deterjen bubuk, sigaret putih mesin, dan ikan bubara.
Sedangkan komoditas penyumbang deflasi tertinggi adalah cabai rawit 0,15 persen, di posisi kedua beras sebesar 0,14 persen.
"Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 1,36 persen sehingga ini memberikan andil terhadap total inflasi umum di Provinsi Gorontalo 0,50 persen. Atau memberikan andil deflasi terhadap total deflasi umum yang terjadi di Oktober," jelas Dwi.
