Bogor (ANTARA GORONTALO) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memimpin
rapat implementasi embung dan bangunan air lainnya 2017 yang berlangsung
di Balai Penelitian Pertanian Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Rapat yang berlangsung secara internal tersebut diikuti oleh
perwakilan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kementerian Pertanian mengembangkan strategi bangunan air dan
embung dalam rangka mendorong peningkatan produktivitas pertanian,
terutama di lahan pertanian tadah hujan.
Mentan yang ditemui usai rapat menjelaskan, hasil kajian bersama
antara Kementerian Pertanian, Kementerian Desa dan Kementerian PU
terdapat 80 persen lahan-lahan pertanian skala kecil di Indonesia yang
membutuhkan embung.
"Hitung-hitungan kasar kita itu ada 80 persen lahan-lahan kecil
pertanian yang membutuhkan embung dan bangunan air," kata Amran.
Ia mengatakan, pembangunan embung serta bangunan air seperti long
storage, dam parit dan sebagainya diprioritaskan di desa untuk dapat
meningkatkan indek pertanaman (IP) dari satu kali menjadi dua sampai
tiga kali.
"Kita coba menggeser membuang embung dan long storage di desa untuk
meningkatkan IP menjadi tiga kali, artinya tiga kali pula
pendapatanya," katanya.
Menurut Amran, pembangunan embung tidak hanya meningkatkan sektor
pertanian saja, tapi juga bermanfaat untuk sektor lainnya seperti
perikanan dan perkebunan. Dari embung juga dapat dilakukan budidaya
ikan, menanam sayuran, serta dapat dikembangkan untuk sektor wisata
lewat kolam pemancingan.
Rencananya ada 30 ribu embung dan bangunan air yang akan dibangun
secara bertahap melalui kerja sama ketiga kementerian dimulai dari tahun
2017.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, lahan sawah yang ada
saat ini dengan IP 100 (sekali tanam) dan tadah hujan seluas 4,0 juta
hektare. Biaya investasi yang diperlukan untuk pembangunan embung dan
bangunan air mencapai Rp22,6 triliun.
Manfaat dari pembangunan embung dan bangunan air ini dengan
meningkatkan IP menjadi 0,5 artinya produksi 10 juta ton gabah kering
giling (GKG) setara dengan Rp40 triliun. Dampak lainnya, produksi ikan
0,98 juta ton atau setara dengan Rp17,4 triliun, dan potensi pendapatan
dari budidaya itik, ayam dan kambing.
Mentan bahas implementasi embung dan bangunan air
Kamis, 6 April 2017 22:50 WIB