Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Badan Intelijen Negara (BIN) menjelaskan tengah
melakukan upaya deteksi dini adanya dugaan kartel yang terjadi di sektor
bisnis perikanan yang sudah menyebabkan terganggunya keamanan.
Deputi VI Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Sundawan Salya melalui
keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, menyatakan
pernyataan dari Kepala BIN Budi Gunawan (BG) merupakan hasil deteksi
dini BIN terkait kartel perikanan.
"Statement beliau (Kepala BIN), merupakan hasil deteksi dini dan
memberikan peringatan dini kepada masyarakat, mari menjadi bagian dari
solusi, jangan bagian dari masalah. Kita harus jadi satu menyelesaikan
persoalan ini. Jangan sampai ada yang jadi korban. Baik nelayan maupun
pemerintah," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BIN Budi Gunawan (BG) menyatakan ada kekuatan
kartel yang ingin menyingkirkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti dari posisi menteri. Bahkan, BG menyebut salah satu serangan
balik terhadap Susi adalah dengan demo-demo nelayan beberapa waktu
lalu.
Namun, Sundawan menjelaskan bahwa kartel yang disebut bukanlah asosiasi nelayan dan pengusaha di bidang perikanan.
Ia menilai Menteri KKP Susi merupakan bagian dari pemerintah
sehingga ia menilai wajar pernyataan BG. Sundawan menyatakan, BIN selama
ini terus memantau aspek keamanan di bidang perikanan. Berdasarkan
pantauan BIN, saat ini mulai ada gerakan tertentu yang berpotensi
membuat situasi keamanan tidak kondusif.
Pada Jumat (14/7) sore puluhan nelayan melakukan pertemuan dengan
Badan Intelijen Negara (BIN) di Jakarta. Pertemuan tersebut digelar
untuk menjelaskan maksud pernyataan dari Kepala BIN.
Pada pertemuan tersebut, Sundawan menegaskan, kewenangan BIN menjaga keamanan. Bukan untuk mendukung siapapun.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Perikanan Nusantara Ono Surono
mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut BIN menjelaskan bahwa kartel
yang dimaksud BG bukanlah para nelayan yang kemarin melakukan aksi
demonstrasi di Istana Negara.
"Intinya kami lega, karena yang dimaksudkan bukan kami-kami ini dan
bukan nelayan dan bukan stakeholder, pengusaha tapi kekuatan-kekuatan
lain," katanya.
Ono mengatakan, pernyataan BG tentang kekuatan kartel yang ingin
mengganti Susi membuat mereka resah. Karena, mereka merasa bergerak di
bidang perikanan. "Tentunya kita juga ingin mengetahui siapa kartel itu
dan perannya. Karena memang isu-su terkait dengan kelautan dan perikanan
ini bukan hanya kemarin tapi sudah hampir 3 tahun semenjak Susi
menjabat," ujarnya.
Pada saat yang sama, Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan mengaku
bersyukur kesalahpahaman sudah diselesaikan. Dia menyatakan hanya
menjadi perantara soal permasalahan ini.
"Kita sudah menjembatani nelayan-nelayan, seluruh stakeholder yang
sempat berpikir apa maksud dari pernyataan Kepala BIN dan sudah saling
mengklarifikasi masing-masing," tuturnya.
Menurutnya, langkah ini dilakukan agar tidak ada kesan nelayan dan
para stakeholder perikanan justru yang dianggap sebagai mafia. Padahal,
kelompok nelayan seharusnya dilayani dan dilindungi pemerintah agar bisa
sama-sama membesarkan perikanan nasional untuk mewujudkan visi misi
kemaritiman Presiden Joko Widodo.
BIN deteksi dini upaya kartel perikanan
Sabtu, 15 Juli 2017 12:45 WIB