Surabaya (ANTARA GORONTALO) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
menjalankan kebijakan diskriminasi atau "affirmative policy" dengan
mengesampingkan budaya sopan santun dalam menertibkan perairan Indonesia
dari pencurian ikan.
"Indonesia memang terkenal dengan masyarakatnya yang santun. Tapi
kalau bertemu dengan pencuri ikan, ya, jangan santun. Kita sudah
dirampok kapal asing bertahun-tahun. Kalau cuma diam, ya, kebangetan,
kita tenggelamkan saja," ujarnya di Surabaya, Jumat.
Dia mengisahkan, sejak Indonesia mengizinkan kapal asing mencari
ikan di laut nusantara pada 2001, banyak pihak yang kemudian bermain,
misalnya memperbanyak secara ilegal dari satu izin kapal untuk digunakan
10 kapal atau bahkan lebih.
Izin tersebut biasanya diperbanyak oleh kapal asing untuk
ditunjukkan kepada petugas yang sedang berpatroli. "Tahun 2004 malah
mulai banyak ditemui kapal-kapal asing yang beroperasi menggunakan
bendera Indonesia," katanya.
Saat Susi menjabat Menteri, terdata lebih dari 10.000 kapal asing
yang mencuri ikan di laut Indonesia. "Dari Thailand ada 5000 kapal,
sedangkan China sekitar 3000 kapal," ujarnya.
Sejak dulu, dia menambahkan, pencurian ikan di laut Indonesia
hampir tak terlihat karena kapal-kapal asing tak pernah sandar ke
pelabuhan. "Karena semua proses mulai dari pemindahan ikan sampai
pengisian bahan bakar mereka lakukan di tengah laut," katanya.
Keberadaan kapal-kapal asing tersebut sangat mempengaruhi hasil
tangkapan nelayan lokal. Juga berdampak pada bangkrutnya 115 pengekspor
ikan dalam periode 10 tahun terakhir.
"Dulu ikan Indonesia sampai 22 juta ton tapi kemudian berangsur turun hingga 6 juta ton setiap tahunnya," ujarnya.
Setelah Susi mengambil kebijakan tegas yang tanpa kompromi langsung
menenggelamkan kapal asing yang tertangkap melakukan aktivitas
pencurian ikan sejak tahun lalu, perekonomian nelayan lokal kini
terpantau mulai membaik.
Dari sebelumnya mendapat tangkapan 30 kilogram ikan per hari, menurut Susi, sekarang mampu memperoleh 90 kilogram.
Seiring keberhasilannya menekan angka pencurian ikan, Susi kini mulai berkampanye tentang pentingnya mengkonsumsi ikan.
"Ikan merupakan ketahanan pangan yang baik karena memiliki komponen
protein yang sangat diperlukan untuk menjadikan bangsa Indonesia
pintar," ucapnya.
Menteri Susi : jangan santun kalau bertemu asing pencuri ikan
Sabtu, 12 Agustus 2017 10:15 WIB