Berastagi, Sumatera Utara (ANTARA GORONTALO) - Seluruh jajaran Kepolisian
Indonesia di Tanah Air harus mengantisipasi berbagai potensi konflik
sosial agar tidak meledak dan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
"Konflik
sosial jangan pernah terjadi. Kalau meledak, saya anggap gagal," kata
Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, di
Berastagi, Kabupaten Karo, Kamis, usai memberikan penghargaan kepada
sejumlah personel Polda Sumatera Utara yang berprestasi.
Konflik sosial, kata dia, harus diwaspadai dan dicegah agar tidak
meledak karena pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Meski tidak menginginkan meluasnya kriminalitas
seperti pencurian kendaraan bermotor, tetapi kejahatan itu tidak
berhubungan langsung dengan kehidupan bermasyarakat.
Namun,
berbeda kondisinya dengan konflik sosial yang mampu melumpuhkan
aktivitas pemerintahan seperti yang terjadi di Kota Tanjung Balai,
Sumatera Utara. "Kalau ada gejolak sosial seperti di Tanjung Balai,
langsung lumpuh," ucapnya.
Jika mengetahui terjadinya konflik
sosial, Kapolri menyatakan, pihaknya akan menurunkan tim untuk mengecek
langsung ke lapangan, terutama kinerja intelijen dan pembinaan
masyarakat (binmas).
"Kita akan cek, apakah intel dan binmas memberikan masukan mengenai situasi yang ada," katanya.
Jika
intelijen dan binmas sudah memberikan masukan, tetapi pimpinan satuan
wilayahnya tidak mengambil kebijakan dan tidak ada reaksi, makan
dilakukan pencopotan.
Namun, kalau tidak ada masukan sama sekali,
akan dilakukan pergantian pimpinan intelijen dan binmas. "Itu saja
menjadi ukuran saya," ujar dia.
Tito Karnavian: Polisi harus antisipasi ledakan konflik sosial
Kamis, 24 Agustus 2017 21:53 WIB