Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menangani sebanyak 675 ekor ternak sapi yang mengalami gangguan reproduksi.
Kepala seksi kesehatan hewan Disnakkeswan setempat, drh Lely Wakhidah, Senin di Gorontalo, mengatakan, pihaknya turun intensif ke kantong-kantong produksi ternak sapi ataupun di sejumlah kelompok ternak, untuk mengatasi gangguan reproduksi tersebut.
Memanfaatkan program APBN, kata dokter hewan ini, penanggulangan gangguan ternak sapi dilakukan dalam rangka mendukung program sapi induk wajib bunting (SIWAB).
Agar peningkatan populasi ternak sapi yang baru mencapai 29.400 ekor di daerah ini akan terus meningkat.
Lely menjelaskan, ada beberapa gangguan reproduksi yang umumnya tidak diketahui peternak, seperti endometritis ditandai keluarnya leleran berwarna putih atau kekuningan.
Jika peternak tidak mengetahui maka tanda-tanda tersebut bisa dianggap sapi sedang birahi padahal kemungkinan besar sapi mengalami gangguan reproduksi.
Maka pihaknya turun langsung untuk mengatasi gangguan reproduksi pada ternak sapi, disamping meningkatkan pengetahuan para peternak tentang manajemen beternak.
Dalam setahun kata Lely, pihaknya mendapat dukungan pemerintah pusat melalui dana APBN untuk meninjau langsung seluruh lokasi peternakan sapi di daerah ini.
Sebanyak tiga kali dalam setahun, dilakukan penyuntikan untuk mengatasi ganggungan reproduksi bagi ternak sapi.
"15 ribu dosis obat pun disiapkan untuk melayani kesehatan ternak di daerah ini," ujar Lely.
Intinya, seluruh program peternakan yang dijalankan melalui dana APBD maupun APBN kata Lely, dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak sapi serta berupaya membuat peternak tersenyum senang dengan hasil yang akan diperoleh.