Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Muhaimin Iskandar melayangkan surat terbuka kepada peraih nobel
perdamaian asal Myanmar, Aung San Suu Kyi, terkait dengan penderitaan
yang dialami etnis Rohingya di negara tersebut.
Muhaimin Iskandar dalam rilis, Sabtu, mengemukakan rasa "greget" melihat perilaku pemerintah Myanmar terhadap Rohingya.
"Bukankah Anda sendiri telah belasan tahun mengalaminya? Madam Suu
Kyi, 18.000 warga Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh dalam waktu
kurang dari 24 jam. Umumnya mereka adalah perempuan, anak-anak dan orang
tua. Anda mungkin bisa menutup mata dan memalingkan wajah dari kabar
ini," tutur Muhaimin Iskandar dalam surat terbuka itu.
Ketum PKB mengutarakan rasa herannya mengapa sebagai pejuang
demokrasi selama bertahun-tahun, Suu Kyi juga sanggup menutup hati untuk
masyarakat Rohingya.
Muhaimin, yang akrab dipanggi Cak Imin itu juga langsung melontarkan
pertanyaan kapan Suu Kyi memanggil kembali warga Rohingya kembali
pulang ke Myanmar.
"Sebagai manusia utuh, bukan pelarian, bukan bakteri, bukan warga
kelas dua. Saya minta PBB untuk turun tangan mengatasi kekejian ini,"
katanya.
Dia juga meminta agar duta besar Myanmar di Indonesia segera
menjelaskan mengapa kekejian terhadap warga Rohingya bisa terjadi.
Untuk itu, ia juga menginginkan segenap warga dunia bereaksi agar rakyat Rohingya menemukan kedamaian dan kebebasan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin menegaskan,
seharusnya setiap negara harus menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM)
sesuai dengan Dekarasi HAM di PBB.
"Sehingga kasus di Myanmar, diusirnya etnis Rohingya sangat
disesalkan. Kita meminta kepada pemerintah Myanmar utnuk bersikap arif,
bijak dan adil. Apalagi, Aung San Suu Kyi adalah tokoh yang pernah
mendapatkan Nobel Perdamaian," kata Hasanuddin.
Politisi PDIP itu juga meminta agar penghargaan Nobel perdamaian
terhadap Aung San Suu Kyi dapat dicabut dan PBB turun tangan
menyelesaikan masalah ini.
Pihaknya, ujar dia, juga mengutarakan dukungannya terhadap Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi yang akan bertemu dengan Aung San Suu Kyi di
Myanmar.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berencana akan
berkunjung ke Myanmar untuk membahas krisis etnis Rohingya di Rakhine
State.
"Insya Allah kita akan berkunjung ke Myanmar, kita sedang atur
semuanya mudah-mudahan dapat kita segera lakukan," kata Retno usai
bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu
(30/8).
Menlu juga mengungkapkan dirinya telah melaporkan kepada Presiden
terkait komunikasi yang dilakukannya untuk meredakan konflik di Rakhine
State
PKB surati Aung San Suu Kyi terkait Rohingnya
Sabtu, 2 September 2017 21:53 WIB