Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Komite Nasional
Pemuda Indonesia (KNPI) menyatakan prihatin dan menyesalkan atas konflik
sosial-politik di Myanmar yang berujung pada pembantaian etnis Rohingya
di Rakhine, Myanmar sehingga akan menggalang bantuan.
"Militer Myanmar telah melakukan genosida (pembunuhan massal,red)
terhadap etnis Rohingnya. Melalui operasi militer besar-besaran, etnis
Rohingnya menjadi sasaran pembantaian massal," ujar Ketua DPP KNPI,
Muhammad Rifai Darus, di Jakarta, Minggu.
Sebelumnya, Pemerintah Myanmar telah menerapkan kebijakan isolatif
dan diskriminatif terhadap etnis Rohingnya yang mayoritas menghuni
wilayah Rakhine. Sejak lama, etnis Rohingnya hidup terisolasi dan jauh
dari taraf hidup layak. Jauh dari akses kesehatan, pendidikan, pekerjaan
hingga ketersediaan pangan.
Darus menambahkan informasi dari European Rohingya Council (ERC)
menyebutkan antara 2.000 dan 3.000 Muslim Rohingya terbunuh di negara
bagian Rakhine hanya dalam waktu tiga hari, dari Jumat hingga Minggu
lalu.
Oleh karena itu, lanjut dia, KNPI meminta Pemerintah Indonesia, ASEAN
dan PBB untuk melihat bahwa unsur kejahatan kemanusiaan yang dilakukan
oleh Pemerintah Myanmar tidak sebatas pada operasi (militer) pembantaian
semata. Tetapi juga kebijakan diskriminatif yang membawa penderitaan
begitu lama bagi etnis Rohingnya.
"KNPI Meminta kepada otoritas PBB untuk melakukan intervensi dan
mendesak Pemerintah Myanmar membuka akses bantuan untuk pengungsi. Kami
juga meminta PBB untuk menerbitkan resolusi konflik untuk menengahi
kebijakan totaliter militer Myanmar dan perlawanan kelompok
pemberontak," kata Darus.
Selain itu, DPP KNPI akan menggalang
dukungan jaringan pemuda regional dan Internasional untuk solidaritas
kemanusiaan etnis Rohingnya.
"DPP KNPI bersama dengan jaringan pemuda ASEAN akan membentuk tim
(pemuda) lintas negara guna melakukan penanganan terhadap pengungsi
Rohingnya, serta mendesak otoritas ASEAN untuk memberi kecaman keras dan
menghentikan Myanmar melakukan aksi kekejaman militer terhadap etnis
Rohingnya, mendesak otoritas ASEAN untuk membekukan atau mengeluarkan
Myanmar dari status keanggotaannya di ASEAN."
Dia menjelaskan dalam pertemuan pemuda ASEAN, KNPI akan meminta
kepada seluruh pemuda untuk bergerak bersama-sama meminta serta mendesak
konsulat-konsulat Myanmar yang tersebar di negara-negara ASEAN untuk
bersikap dan menghentikan aksi brutal pemerintahan Myanmar.
"Kami juga meminta Pemerintah Indonesia untuk fokus pada penanganan
pengungsi dan mendesak negara-negara ASEAN untuk bertindak dan bergerak
bersama menghentikan aksi kekejaman Pemerintah Myanmar. Tanpa harus
melihat aspek intervensi terhadap kebijakan sebuah negara, tindakan
kejahatan atas nama kemanusiaan telah melanggar prinsip dan nilai-nilai
kemanusiaan yang berlaku universal dan harus disikapi bersama dengan
negara-negara ASEAN," papar dia.
KNPI galang dukungan pemuda internasional untuk Rohingya
Senin, 4 September 2017 8:36 WIB