Ramallah (ANTARA GORONTALO) - Bank Dunia pada Selasa (12/9) mendesak Israel
memperbaiki prosedurnya di penyeberangan barang-barang Palestina,
menghapus pembatasan akses ke Area C Tepi Barat dan mencabut blokade di
Jalur Gaza dalam upaya memperbaiki ekonomi Palestina.
Bank Dunia mengatakan dalam sebuah laporan yang mengadopsi grafik
ekonomi 10 tahun untuk memperkirakan dampaknya terhadap ekonomi
Palestina jika pembatasan yang sedang berlangsung dihapuskan.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa keuntungan ekonomi dan sosial
bisa sangat besar pada 2025. Tingkat pertumbuhan tahunan ekonomi
Palestina dapat mencapai 6,0 persen di Tepi Barat dan 8,0 persen di
Jalur Gaza, yang akan menciptakan 50.000 hingga 60.000 lapangan
pekerjaan baru.
Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, Bank Dunia mendesak Israel,
Otoritas Palestina dan masyarakat internasional untuk menciptakan
lingkungan yang lebih baik guna menjalankan dan mendukung kegiatan
bisnis di wilayah Palestina.
Dalam hal ini, laporan tersebut mendesak Israel untuk merampingkan
prosedur-prosedur di penyeberangan perbatasan. Rata-rata biaya
perdagangan per transaksi untuk perusahaan Palestina hampir tiga kali
lebih tinggi dari perusahaan Israel, dan hampir empat kali untuk durasi
rata-rata proses impor.
Laporan tersebut juga menyerukan Israel untuk menghapus pembatasan
akses ke Area C yang berada di bawah kendali keamanan dan administrasi
Israel.
Ini akan memungkinkan perusahaan Palestina memperoleh
keuntungan dari satu-satunya wilayah yang berdekatan di Tepi Barat dan
keunggulan komparatifnya di bidang pertanian, pertambangan, penggalian
serta pariwisata.
Pencabutan blokade Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza sejak
pertengahan 2007 juga merupakan salah satu proposal laporan tersebut,
yang menunjukkan bahwa ini akan membuka jalan bagi gerakan perdagangan
penting untuk membangun kembali infrastruktur dan ekonomi serta
memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat Gaza yang buruk.
Menurut laporan tersebut, pengurangan pembatasan Israel dapat
meningkatkan ukuran ekonomi Palestina sebesar 36 persen di Tepi Barat
dan 40 persen di Jalur Gaza pada 2025.
Bank Dunia desak Israel hapus pembatasan terhadap ekonomi Palestina
Rabu, 13 September 2017 8:15 WIB