Jakarta (ANTARA GORONTALO) - PT Bank Central Asia (Tbk) masih mengkaji
rencana pengenaan biaya pengisian saldo uang elektronik (e-money)
seiring dengan Himpunan Bank-bank Negara (Himbara) yang baru saja
memutuskan tidak memungut biaya isi ulang e-money tersebut.
"Kami akan lihat, aku belum sempat rapat ya. Ya nanti kita lihat
lah," kata Direktur Utama PT Bank Central Asia (TBk) Jahja Setiaatmadja
saat ditemui di sela-sela pembukaan Indonesia Banking Expo (IBEX) 2017
di Jakarta, Selasa.
Jahja menuturkan, pihaknya mengalokasikan dana untuk e-money BCA,
Flazz, mencapai Rp80 miliar tiap tahunnya. Dana tersebut termasuk untuk
pemeliharaan (maintanance) mesin EDC atau Electronic Data Capture.
Namun, lanjut Jahja, BCA akan tetap melihat ke depan dengan
memprioritaskan kepentingan nasabah namun tidak menutup kemungkinan
membebankan biaya isi ulang e-money ke nasabah.
"Endapan dana kita cuma ada Rp200 miliar. Kalau spread enam persen,
setahun berarti cuma Rp15 miliar, jadi Rp80 miliar kurang Rp15 miliar,
kita tekor Rp65 miliar. Tapi kalau memang untuk pelayanan masyarakat
kita diminta free ya kita free lah," ujar Jahja.
Sebelumnya, empat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung
dalam Himbara memutuskan tidak memungut biaya pengisian saldo e-money.
Himbara akan lebih mengarahkan isi saldo melalui pemanfaatan teknologi.
Empat bank Himbara yang juga menjadi pemain dalam industri uang
elektronik adalah PT. Bank Mandiri Persero Tbk, BRI, PT. Bank Negara
Indonesia Persero Tbk dan PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk.
Kalangan industri perbankan sebelumnya mengusulkan kepada Bank
Indonesia agar biaya isi saldo uang elektronik dikenakan sebesar Rp1.500
hingga Rp2.000 setiap isi saldo.
Sebelum pro-kontra wacana pengenaan biaya isi saldo uang
elektronik, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan
peraturan untuk biaya isi saldo uang elektronik akan terbit akhir
September 2017.
Agus menjelaskan BI membolehkan perbankan memungut biaya isi saldo
uang elektronik karena mempertimbangkan kebutuhan perbankan akan biaya
investasi dalam membangun infrastruktur penyediaan uang elektronik,
layanan teknologi, dan juga pemeliharaannya.
BCA masih kaji biaya isi ulang e-money
Selasa, 19 September 2017 21:45 WIB