Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menjadi Rp13.259 dibandingkan
sebelumnya pada posisi Rp13.279 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta,
mengatakan bahwa mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah pagi ini
bergerak menguat terhadap dolar AS seiring dengan kemungkinan bank
sentral AS (The Fed) tidak menaikkan suku bunganya pada pekan ini.
"Sentimen itu membantu penguatan rupiah menuju kisaran antara
Rp13.250-Rp13.270 per dolar AS untuk perdagangan hari ini (20/9),"
katanya.
Ia mengemukakan bahwa salah satu faktor yang menahan pergerakan
dolar AS juga datang dari sektor perumahan khususnya rumah untuk
keluarga baru di Amerika Serikat (AS) yang mencatatkan pelemahan dalam
dua bulan terakhir.
"Untuk bulan Agustus turun 0,8 persen month on month, jauh di bawah perkiraan analis pasar yang naik sebesar 1,7 persen month on month," paparnya.
Ia mengatakan bahwa sektor perumahan merupakan salah satu indikator
ekonomi di Amerika Serikat yang bisa menjadi pertimbangan penguatan
ekonomi. Namun, penurunan secara itu bersifat temporer dan belum menjadi
sinyal awal tertahannya ekonomi AS.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa
penguatan rupiah relatif masih terbatas di tengah ekspektasi pemangkasan
balance sheet Amerika Serikat.
"Pemangkasan balance sheet merupakan bentuk kebijakan
pengetatan moneter dengan menyerap likuiditas atau pasokan uang beredar
di pasar keuangan. Kondisi itu dapat memicu dolar AS kembali menguat,"
katanya.
Rupiah pada posisi Rp13.259 per dolar AS Rabu pagi
Rabu, 20 September 2017 11:06 WIB