Yogyakarta (ANTARA GORONTALO) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian mengimbau petani menggunakan benih padi varietas
amfibi saat memasuki musim hujan untuk menghindari gagal panen.
"Kami berharap bisa memilih varietas amfibi atau yang bisa
ditanam di musim kemarau dan musim hujan," kata Sekretaris Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Prama Yufdy
di sela acara Asia Food and Agriculture Cooperative Initiative (AFACI)
Program Workshop on Food Crops di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah
mengembangkan bibit unggul padi yakni inpari yang merupakan salah satu
bibit katagori varietas amfibi.
Selama ini, terdapat varietas inpari 29, 30,31,32 dan 33 yang
telah selesai dikembangkan Balitbang Pertanian. Varietas itu bersifat
tahan air, sehingga dapat menjadi solusi lahan padi yang kerap banjir
pada musim penghujan.
"Sebagian petani mengetahui masing-masing keunggulan benih
padi, tetapi sebagian besar banyak yang belum tahu," kata dia.
Agar seluruh petani bisa menanam benih varietas tersebut,
menurut Prama, saat ini Kementan telah memperbanyak persediaan varietas
inpari di daerah. "Kami merekomendasikan seluruh petani memakai inpari
sehingga kami upayakan ketersediaan cukup," kata dia.
Hingga saat ini, menurut dia, Balitbang Pertanian Kementan
terus mengembangkam benih-benih unggul, khususnya padi. "Untuk benih
padi selalu ada inovasi-inovasi baru. Misalnya saat benih padi yang kami
kembangkan tidak lagi tahan wereng maka kami akan mengembangkan benih
padi yang baru," kata dia.
Kepala Kelompok Operasional Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta,
Joko Budiono mengatakan musim kemarau di DIY yang sudah dimulai sejak
Mei 2017 diperkirakan segera berakhir pada akhir September atau awal
Oktober.
"Awal Oktober di DIY sudah mulai masuk musim hujan, kecuali
Kabupaten Gunung Kidul yang biasanya paling akhir masuk musim hujannya,"
kata Joko.
Kementan imbau petani gunakan padi varietas amfibi
Kamis, 28 September 2017 7:54 WIB