Washington (ANTARA GORONTALO) - Peretas yang didukung pemerintah Rusia pada
2015 mencuri data rahasia Amerika Serikat tentang cara menembus jaringan
komputer asing dan melindungi komputer dari serangan siber setelah
kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) memasukkan informasi yang
sangat rahasia di komputer rumahnya.
Informasi tersebut dilaporkan The Wall Street Journal, Kamis, dengan mengutip sumber yang tidak diketahui.
Kontraktor itu menggunakan perangkat lunak antivirus populer buatan
Kaspersky yang berbasis di Rusia, yang memungkinkan para peretas untuk
mengidentifikasi dan menargetkan data milik kontraktor itu.
Para ahli menilai pencurian itu sebagai salah satu pembobolan
keamanan paling signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kata surat
kabar itu, termasuk rincian tentang bagaimana NSA menembus jaringan
komputer asing, kode komputer untuk mata-matai dan bagaimana cara
mempertahankan jaringan komputer di Amerika Serikat, kata sumber itu
kepada The Journal.
Kasus peretasan itupun tidak diketahui hingga musim semi
2016. Laboratorium Kaspersky tidak bisa dihubungi untuk dimintai
komentar.
The Wall Street Journal mengutip firma itu yang mengatakan mereka
belum menerima informasi atau temuan yang membuktikan dugaan kejadian
itu dan berasumsi bahwa peristiwa ini adalah tuduhan yang keliru.
NSA tidak membalas panggilan telepon untuk memberikan komentar kepada Reuters.
Senator Ben Sasse, anggota Komite Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, mengecam agen mata-mata itu dalam pernyataan.
"Jauh lebih sulit untuk mengalahkan lawan saat mereka membaca buku
pedoman Anda, dan bahkan lebih buruk lagi jika seseorang di tim Anda
memberikannya kepada lawan. Jika laporan ini benar, maka Rusia benar
telah melakukannya," katanya.
"NSA perlu memberikan perhatian serius dan mencari jalan keluar dari masalah dengan kontraktornya," tutur Sasse menambahkan.
Pengungkapan tersebut terjadi di tengah meningkatnya pengawasan
peretas Rusia terhadap sasaran milik Amerika Serikat sejak Pemilu 2016
dan temuan komunitas intelijen Amerika Serikat, orang-orang Rusia
meretas komputer kelompok Partai Demokrat dan mencoba mempengaruhi hasil
Pemilu atas presiden dari Partai Republik, Donald Trump.
Kaspersky menjangkau 400 juta pelanggan di seluruh dunia dan dengan
keras telah menolak tuduhan mata-mata untuk pemerintah Rusia. Harian itu
mengatakan, ini adalah kejadian pertama dimana peretas Rusia
menggunakan perangkat lunak Kaspersky untuk memata-matai Washington.
Departemen Keamanan Dalam Negeri pada 13 September melarang produk
Kaspersky di jaringan federal dan Senat AS menyetujui undang-undang
pelarangan penggunaan perangkat lunak itu oleh pemerintah federal,
dengan alasan perusahaan itu mungkin merupakan pion Kremlin dan
menimbulkan risiko keamanan nasional.
Departemen Keamanan Dalam Negeri pun tidak merespon permintaan komentar.
Peretas Rusia dapatkan rincian pertahanan siber Amerika Serikat dari NSA
Jumat, 6 Oktober 2017 12:17 WIB