Jakarta (ANTARA GORONTALO) - KPK menahan Ketua Pengadilan Tinggi Manado
Sulawesi Utara (PT Sulut) Sudiwardono dan anggota DPR dari Komisi XI
fraksi Partai Golkar Aditya Anugrah Moha di dua rumah tahanan (rutan)
yang berbeda.
"Keduanya ditahan selama 20 hari pertama mulai hari ini. Tersangka
AAM (Aditya Anugrah Moha) ditahan di Rutan Kelas I Jakarta Timur Cabang
KPK di gedung KPK sedangkan SDW (Sudiwardono) di rutan Kelas I Jakarta
Timur Cabang KPK yang berlokasi di Pomdam Jaya Guntur," kata Juru Bicara
KPK Febri Diansyah di Jakarta, Minggu dini hari.
Saat keluar dari gedung KPK, Aditya mengaku bahwa ia hanya ingin
memperjuangkan ibunya, mantan Bupati Bolaang Mongondow Marlina Moha
Siahaan.
"Saya berusaha semaksimal mungkin, niat saya baik tapi mungkin cara
yang belum terlalu tepat sehingga saya sering saya katakan, saya
berjuang saya berusaha maksimal demi nama seorang ibu," kata Aditya
sebelum masuk ke mobil tahanan.
Ia juga meminta maaf kepada para pendukungnya.
"Saya selaku pribadi dan tentu atas nama apa yang menjadi amanah dan
kepercayaan, menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada
seluruh masyarakat dan tentunya di dapil saya Sulut, khususnya di
Bolaang Raya," tambah Aditya.
KPK menetapkan Ketua Pengadilan Tinggi Sulawsi Utara (PT Sulut)
Sudiwardono dan anggota DPR dari Komisi XI fraksi Partai Golkar Aditya
Anugrah Moha sebagai tersangka dugaan korupsi suap terkait putusan
banding perkara kasus korupsi Tunjangan Penghasilan Aparatur Pemerintah
Desa (TPAPD) Kabupaten Bolaang Mongondow tahun 2010.
Sudiwarsono dan Aditya diamankan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT)
KPK di hotel di daerah Pecenongan Jakarta Pusat pada Jumat (6/10) malam
dengan barang bukti sebesar 64 ribu dolar Singapura dari total
"commitment fee" sebesar Rp1 miliar dalam pecahan dolar Singapura.
Pemberian uang diduga untuk mempengaruhi putusan banding dalam
perkara ibunda Aditya, Marlina Mona Siahaan selaku Bupati kabupaten
Bolaang Mongondow periode 2001-2006 dan 2006-2015 yang sudah divonis
bersalah 5 tahun penjara dalam perkara korupsi TPAPD Bolaang Mongondow.
Uang juga diberikan agar Marlina tidak perlu ditahan.
Pemberian uang sudah dilakukan sejak pertengahan Agustus 2017 yaitu
sebesar 60 ribu dolar Singapura di Manado selanjutnya pada Jumat (6/10)
kembali diserahkan 30 ribu dolar Singapura seusai penyerahan di pintu
darurat salah satu hotel di Jakarta, dan masih ada 11 ribu dolar
Singapura yang ada di mobil Aditya.
KPK tahan Ketua PT Manado dan politikus Golkar
Minggu, 8 Oktober 2017 14:06 WIB