Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Agnez Mo tidak pernah setengah-setengah
jika melakukan sesuatu. Dikutip dari majalah Vogue--majalah gaya hidup
asal Amerika, Agnez memimpin sekelompok tim penari yang menampilkan
koreografi rumit dalam single "Long as I Get Paid" dari album debut
internasional "X" di lokasi pilihannya sendiri.
Agnez memang mengurusi banyak hal, tapi energinya membuncah.
"Saya harus memastikan apa yang saya bayangkan memang jadi kenyataan," kata Agnez di sela pengambilan gambar video klip.
"Kritikus
paling besar adalah saya sendiri. Saya ingin semuanya sempurna. Ini
bukan soal arogansi, ini tentang menyadari bahwa saya berevolusi dan
bergerak ke arah yang benar."
Album "X" dianggapnya sebagai album paling personal, kini Agnez memasuki fase baru dalam karier yang sudah optimal sejak awal.
Meski
masih pendatang baru di Amerika, Agnez sudah meniti karier sejak
berusia 6 tahun di Asia, menjadi bintang pop yang lagu-lagunya menempati
puncak tangga lagu selama dua dekade.
"Banyak
seniman yang suka mengganti tim mereka, tapi saya tidak seperti itu
karena saya percaya tim harus seperti keluarga," kata Agnez yang telah
bekerjasama dengan Timbaland dan Danja.
"Saya
mau bekerja dengan orang-orang yang ada di sana karena kita membuat
sesuatu yang keren, bukan cuma karena mereka digaji. Ketika saya
menemukan tim yang tepat, saya ingin terus bersama mereka."
Soal
fashion, Agnez mengajak penata busana Monica Rose, penata rias Mylah
Morales dan penata rambut Larry Sims untuk menciptakan visual dalam
video musiknya dan membuat tampilannya menakjubkan.
"Yang
saya sukai dari ketiga orang ini adalah mereka mendengarkan apa yang
saya mau dan saya mendengarkan apa yang mereka mau," kata Agnez.
"Kami bertukar ide dan benar-benar berkolaborasi."
Rose mengatakan dirinya menyukai Agnez yang mau mengambil risiko.
"Dia tak pernah bilang tidak dan selalu terbuka pada saran dan masukan."
Kemampuan Agnez beradaptasi juga membuat pekerjaan jadi lebih seru untuk Sims.
"Dia
itu bunglon," kata Sims, menambahkan Agnez mengingatkannya pada saat
dia baru bekerjasama dengan Lupita Nyong'o karena sang penyanyi penuh
semangat untuk berkarya.
Sedangkan Moralez
membandingkan Agnez dengan Rihanna, "Agnez punya visi yang dia inginkan,
dan itu yang penting saat kau bekerjasama dengan seorang seniman."
Namun,
bagi Agnez buah dari idenya bukan cuma soal baju-baju keren, tapi
menyampaikan ceritanya, meski kadang bertentangan dengan pandangan
sempit industri musik mengenai seniman perempuan dengan warna kulit
tertentu.
Agnes berpendapat, musik yang dia ciptakan tidak seperti musik yang diasosiasikan dengan penyanyi perempuan Asia.
"Mereka
melihat wajah saya dan berpikir, 'Oh, dia Asia, jadi musiknya akan
seperti ini,-- saya sudah bertemu banyak orang yang mencoba
mengendalikan saya."
Mengenai gaya busana yang berbeda, Agnez punya alasan tersendiri.
"Saya tidak mau tampil beda hanya karena ingin berbeda, itu bukan tujuan saya," kata dia.
"Saya
hanya ingin jadi diri sendiri, otentik. Saya tumbuh dengan melihat
budaya-budaya yang berbeda, mendengarkan beragam musik, belajar dari
semua referensi itu, dan itulah yang membuat saya yang sekarang. Itu
adalah bagian dari saya, dan itu yang ingin saya perlihatkan pada
orang-orang."
Dengan video yang kini sudah ditonton 13 juta di YouTube, dan masih bertambah, sudah jelas Agnez Mo baru memulai perjalanannya.
Penerjemah: Nanien Yuniar