Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Jumat pagi, bergerak menjadi Rp13.496 dibandingkan
sebelumnya Rp13.495 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta,
Jumat, mengatakan bahwa dolar AS bergerak stabil dengan kecenderungan
menguat di tengah kondisi investor yang menantikan data inflasi Amerika
Serikat untuk mengukur kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The Fed
pada tahun ini.
"Fokus investor tertuju pada data inflasi Amerika Serikat yang
sementara ini dipandang optimis oleh pasar sehingga membuat dolar AS
cenderung menguat di sesi Asia pagi ini," katanya.
Ia menambahkan, jika data Amerika Serikat itu dirilis sesuai atau
lebih baik dari ekspektasi tentu akan memperkuat sentimen untuk kenaikan
suku bunga Federal Reserve pada Desember tahun ini yang akhirnya
mendorong dolar AS lebih tinggi.
Selain itu, lanjut dia, sentimen dari Departemen Tenaga Kerja AS
yang melaporkan indeks harga produsen untuk permintaan akhir naik 0,4
persen pada September turut menopang dolar AS. Dalam periode 12 bulan
hingga September, indeks harga produsen telah naik 2,6 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan, pergerakan
rupiah cenderung mendatar seiring respons pelaku pasar terhadap
pembacaan rilis risalah pertemuan The Fed yang belum memberikan
keputusan bulat mengenai rencana kenaikan suku bunga AS.
Ia mengharapkan bahwa data-data ekonomi nasional serta prospek
fundamental yang optimis dapat menjadi stimulus positif bagi nilai tukar
rupiah untuk kembali terapresiasi.
"Kondisi ekonomi nasional yang kondusif diharapkan dapat menjaga
rupiah agar tidak kembali masuk dalam pelemahan lebih dalam," katanya.
Rupiah ditransaksikan Rp13.496 per dolar AS
Jumat, 13 Oktober 2017 14:59 WIB