Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Presiden Joko Widodo mengingatkan para kepala
daerah agar membuat terobosan untuk menjadikan petani di daerah dapat
sejahtera.
"Berkaitan dengan pertanian, saya titip agar petani-petani kita
sejahtera, tapi kalau pola-pola lama kita pakai tidak mungkin
petani-petani sejahtera harus ada desain baru yang namanya budi daya, on
farm, dari dulu sampai sekarang sudah kita kerjakan, petani
(keadaannya) akan tetap seperti itu," kata Presiden Joko Widodo di
Istana Negara Jakarta, Selasa.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara "Pengarahan
Presiden Republik Indonesia Kepada Para Gubernur, Bupati dan Wali Kota
Seluruh Indonesia" yang dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan
para menteri kabinet kerja.
"Dengan cara itu meski subsidi pupuk Rp32 triliun tiap tahun, kalau
10 tahun sudah Rp320 triliun, jadi apa? Kalau 20 tahun berati Rp640
triliun jadi apa? (Seharusnya) bukan di situ lagi tapi harus bergerak ke
pasca panen," tambah Presiden.
Ia juga mengajak para gubernur, bupati dan wali kota agar dapat
membangun kelompok besar petani yang disebut sebagai korporasi petani.
"Saya mengajak gubernur, bupati, wali kota agar petani mau membangun
kelompok besar sehingga seperti korporasi petani. Supaya apa? ada
economic scale, ada skala ekonomi yang besar. Tanpa itu tidak mungkin
karena keuntungan besarnya di produk-produk yang dikerjakan petani saat
pasca panen," jelas Presiden.
Presiden selanjutnya menyoroti besaran "Rice Mill Yield" (RMY) atau
persentase gabah kering giling yang dihasilkan oleh para petani.
"Saya lihat, di desa-desa penggilngan padi usianya 30-40 tahun.
Rendemennya (persentase berat hasil penggilingan terhadap berat gabah
yang digiling) jatuh. Harusnya (pabrik penggilingan) sudah diganti
penggilingan yang modern, ada packaging-nya di situ. Sudah saya lihat di
Sukabumi seperti itu ada penggilangan berjalan tapi penggilangan
modern," tutur Presiden.
Bila hasil pertanian sudah dikemas seperti itu maka menurut Presiden
tinggal mendesain kemasan dan langsung dipasarkan ke "supermarket" atau
pasar swalayan maupun pengecer.
"Petani untungnya di situ, atau untuk ekspor terutama produk organik
mudah sekali beras-beras organik. Jadi belikanlah mereka rice mill unit
yang modern, tidak mahal kok, yang di Jatim itu berapa Pak Gub? Rp400
juta, tidak mahal-mahal amat, tergantung kapasitas," ungkap Presiden.
Contoh lain adalah penggilingan di PT Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) Pangan Terhubung Sukabumi Luwarso senilai Rp12 miliar.
"Yang Rp12 miliar ini tergantung kapasitanya, mau minta gede atau
kecil. Mesinnya harus modern, penggilingan harus masuk ke rice mill lalu
keluar sudah dengan packaging langsung dikemas. Saya titip agar kita
bisa menjadikan petani-petani yang punya jiwa entrepreneurship yang
baik, tapi dengan industri rice mill, tanpa industri pupuk di daerah
akan sulit mereka menaikkan kesejahteraan petani," ujar Presiden,
menegaskan.
Presiden Jokowi ingatkan kepala daerah agar petani sejahtera
Selasa, 24 Oktober 2017 19:17 WIB