Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Diplomasi publik Indonesia terhadap Australia
tetap perlu dikoordinasikan di bawah Kementerian Luar Negeri, kata Duta
Besar RI untuk Australia periode 2012-2017 Nadjib Riphat Kesoema dalam
Seminar "Diplomasi Publik Indonesia terhadap Australia" di Jakarta,
Jumat.
"Strategi diplomasi publik Indonesia ke Australia tetap harus
dikoordinasi oleh Kemlu. Kemlu perlu menjadi koordinator untuk semua
pendekatan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam melakukan diplomasi
publik terhadap Australia, dan yang lainnya ada di bawah koordinasi
Kemlu," ujar Dubes Nadjib.
Menurut Nadjib, dalam melakukan diplomasi publik terhadap Australia,
pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan harus menyatukan pendapat
dan pemikiran mengenai citra atau "branding" yang akan ditunjukkan
Indonesia kepada publik di Australia.
"Kita perlu lebih memperdalam tentang bagaimana branding Indonesia
ke masyarakat banyak di Australia. Karena kalau kita ke daerah-daerah
pelosok Australia, mereka jarang yang tahu tentang Indonesia padahal
anak-anaknya banyak yang belajar bahasa Indonesia di sekolah, tetapi
gurunya orang Malaysia. Itu tata bahasanya jadi berantakan," ungkapnya.
Dubes Nadjib menyebutkan salah satu upaya diplomasi publik yang
cukup sukses yang dilakukan Indonesia adalah Festival Film Indonesia
(FFI) di Perth dan Melbourne.
"FFI di Perth dan Melbourne itu suatu sukses besar bagi public diplomacy Indonesia," kata dia.
Sementara itu, Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas
Indonesia Evi Fitriani mengatakan bahwa pemerintah dalam melakukan
diplomasi publik harus menentukan citra Indonesia yang ingin ditampilkan
kepada masyarakat Australia.
"Peran diplomasi publik itu sangat penting. Dalam diplomasi publik
itu harus jelas kita mau dilihat seperti apa oleh publik Australia,"
ujar dia.
Menurut Evi, ada beberapa faktor penting tentang Indonesia yang
dapat menjadi "branding" yang kuat untuk ditampilkan dalam diplomasi
publik, salah satunya Indonesia sebagai negara Muslim moderat.
"Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia,
namun Islam di Indonesia adalah Islam moderat yang dapat berdampingan
dengan demokrasi," jelas dia.
Dubes: diplomasi publik terhadap Australia dikoordinasi Kemlu
Jumat, 3 November 2017 17:02 WIB