Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika
Kemkominfo Semuel A. Pangerapan mengatakan konten pornografi yang
tersebar di media sosial tidak bisa diblokir seluruhnya.
"Di
negara mana pun, pornografi itu tidak bisa diblokir 100 persen. Di
internet, tidak ada yang bisa menjamin 100 persen diblokir. Kita semua
harus ikut berperan aktif karena pornografi itu tidak bisa hanya dicegah
melalui internet," katanya dalam keterangan pers di Gedung Kementerian
Kominfo Jakarta, Rabu.
Sehingga diperlukan peran aktif dari masyarakat pengguna layanan media sosial untuk meminimalkan penyebaran pornografi.
Peran aktif masyarakat tersebut dapat berupa laporan jika menemukan
upaya penyebaran konten pornografi melalui media sosial, untuk kemudian
ditindaklanjuti oleh Kementerian Kominfo.
Semuel menambahkan pihaknya tidak bisa begitu saja melakukan
pemblokiran seluruhnya atas layanan aplikasi yang menyebarkan konten
pornografi. Salah satu kemungkinan yang bisa dilakukan Kemkominfo adalah
meminta perusahaan aplikasi dan penyedia layanan untuk menghapus konten
pornografi.
"Kami belum menemukan cara yang efektif selain menerima laporan dari
masyarakat untuk kemudian kami tindaklanjuti. Karena kalau yang namanya
pemblokiran itu, kalau terlalu tinggi, nanti kebebasan berekspresinya
juga terganggu. Jadi kita harus seimbang dalam mengatasinya dan sangat
hati-hati, apalagi untuk memblokir," jelasnya.
Salah satu bentuk penanganan tersebut dilakukan pada saat kabar
merebaknya fitur GIF bermuatan pornografi di layanan aplikasi perpesanan
WhatsApp.
Sebelumnya, Kemkominfo memblokir enam DNS (domain
name system) dari perusahaan penyedia konten Tenor, karena meluncurkan
fitur GIF bermuatan pornografi di WhatsApp. Keenam DNS tersebut adalah
tenor.com, api.tenor.com, blog.tenor.com, qa.tenor.com, media.tenor.com
dan media.tenor.com.
Setelah melalui komunikasi, pihak WhatsApp dan Tenor bersedia menghapus konten pornografi dalam layanan mereka.
Konten porno tidak bisa diblokir total
Rabu, 8 November 2017 18:41 WIB