Yogyakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Muhammad Nasir mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan peluang
bagi para praktisi profesional untuk menjadi dosen di perguruan tinggi
guna menunjang pembentukan prodi `kekinian` atau sesuai perkembangan
zaman.
"Dosen itu tidak hanya yang S2 atau S3 saja, tetapi dari
para praktisi, dari industri," kata Menteri Nasir seusai melakukan
monitoring dan evaluasi IDB Project di Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY), Jumat sore.
Namun demikian, kata Nasir, untuk menjadi dosen, kalangan
praktisi profesional harus memiliki kompetensi sesuai dengan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang telah ditentukan.
"Kompetensinya harus sesuai KKNI yang sudah dibuat," kata dia.
Mulai tahun ini, kata dia, Kemenristekdikti mendorong
pembentukan program studi (prodi) "kekinian" atau yang output-nya sesuai
dengan tuntutan zaman. Hal itu sesuai dengan keinginan Pesiden Joko
Widodo?sudah berulang kali menyatakan SMK dan perguruan tinggi bisa
membuat program studi atau jurusan yang yang mampu menyesuaikan
perkembangan zaman.
Prodi logistik yang sudah dibentuk di sejumlah perguruan tinggi, menurut dia, merupakan contoh dari prodi kekikian itu.
Menurut Nasir, membuka jurusan atau program studi `kekinian`
tidak semudah membalik telapak tangan. Upaya itu, menurut dia,
memerlukan dukungan sumber daya yang memadai di masing-masing perguruan
tinggi.
"Jadi tidak serta merta membalik telapak tangan langsung semua
berubah, tidak. Ini nanti tergantung pada `resources` dosen yang ada
di dalamnya," kata dia.
Nasir kembali mencontohkan gagasan jurusan baru yang sesuai
dengan kebutuhan saat ini, antara lain jurusan transportasi. Jurusan
itu, menurut dia, akan memberikan ilmu mengenai transportasi yang
disesuaikan dengan teknologi digital.
"Nanti juga bagaimana logistik di era digital. Intinya bagaimana semuanya bergerak ke arah sana," kata dia.
Menristekdikti akan beri peluang praktisi jadi dosen
Jumat, 10 November 2017 20:03 WIB