Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi
Tito Karnavian, mengatakan, tingkat kecelakaan lalu-lintas di Indonesia
masih tinggi di antara negara-negara ASEAN.
"Masalah lalu-lintas yang paling tinggi adalah kecelakaan di jalan.
Korbannya lebih banyak dari jumlah korban kasus terorisme," kata dia,
saat membuka Forum Polantas ASEAN 2017 yang bertajuk Kerja Sama Global
untuk Menciptakan Keselamatan Berlalu Lintas di Negara-negara ASEAN, di
Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan, enam negara yang paling tinggi angka kecelakaan
lalu-lintasnya adalah Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Filipina,
dan Laos.
"Angka kecelakaan lalu-lintas di Malaysia dan Thailand mencapai lima kali angka kecelakaan di Singapura," ungkapnya.
Sementara Brunei Darussalam dan Singapura tercatat memiliki tingkat kecelakaan lalu-lintas terendah dalam lingkup ASEAN.
"Hanya Brunei dan Singapura yang memiliki jalur lalu-lintas paling
baik dan angka kecelakaan terendah di Asean. Selamat kepada Brunei dan
Singapura," ujarnya.
Dia menambahkan, tingkat kecelakaan lalu-lintas di Singapura tercatat
hampir mendekati negara-negara dengan sistem lalu-lintas terbaik di
dunia yakni Belanda dan Inggris.
Sementara Kepala Korps Lalu-lintas Kepolisian Indonesia, Inspektur
Jenderal Polisi Royke Lumowa, mengatakan, jumlah korban kecelakaan
lalu-lintas di Indonesia cukup besar yakni mencapai 28.000-30.000 iwa
per tahun.
"Kecelakaan lalu-lintas di Indonesia termasuk tinggi, rangking 2
sampai 3 di bawah, dalam lingkup ASEAN. Angka kecelakaan ini jauh lebih
tinggi dibanding jumlah korban kasus terorisme, bencana tsunami, bencana
banjir," tuturnya.
Digelarnya Forum Polantas ASEAN (ATPF) 2017 ini sebagai ajang saling
berbagi terkait penegakkan hukum lalu-lintas, keselamatan berkendara,
memperbaiki sistem hukum di wilayah ASEAN serta menjalin kerja sama
antar kepolisian lalu lintas negara-negara ASEAN untuk mewujudkan
keamanan dan ketertiban lalu lintas di negara masing-masing.
Dalam forum ATPF, kata Lumowa, Indonesia akan belajar dari
negara-negara yang memiliki angka kecelakaan lalu-lintas yang
rendah. "Kerja sama, berbagi pengalaman satu sama lain yang muaranya
adalah keselamatan lalu lintas," katanya.
Ia mencontohkan di Singapura, diberlakukan penegakkan hukum yang
ketat dan ketersediaan infrastruktur yang memadai menjadikan negara
tersebut memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang rendah.
Pihaknya pun bercita-cita agar sistem pengawasan lalu-lintas di
Indonesia dikerjakan dengan memanfaatkan teknologi. Sejumlah pelayanan
bidang lalu lintas yang telah diterapkan di Indonesia adalah layanan SIM
daring, layanan Samsat elektronik di Pulau Jawa dan Bali serta
penerapan aplikasi Electronic Registration and Identification (ERI).
"Di negara maju, polisi jarang ada di jalan, tapi pengawasan menggunakan teknologi, CCTV, speeding camera. Ke depannya polantas Indonesia tidak akan manual lagi, pelan-pelan akan berangsur seperti itu," imbuhnya.
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Forum Polantas ASEAN
(ATPF) 2017. Forum ATPF yang ke-2 ini digelar di Jakarta dan Bali sejak
14-18 November 2018.
Forum ini dihadiri para kepala polantas delegasi dari sejumlah
negara ASEAN yakni Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand,
Brunei Darussalam dan Vietnam.
Angka kecelakaan lalu-lintas Indonesia termasuk tinggi di ASEAN
Rabu, 15 November 2017 15:04 WIB