Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Indonesia sedang meninjau ulang
Rencana Aksi Nasional-Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) untuk
mempertajam proyeksi iklim dan dampak potensialnya pada 2045 sekaligus
menilai risiko dan dampak perubahan iklim guna memperkuat upaya adaptasi
iklim.
"Ini dapat digunakan sebagai acuan untuk persiapan perencanaan
pembangunan nasional jangka menengah berikutnya (RPJMN Tahun 2020-2024)
baik dengan pendekatan regional maupun sektoral," kata Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro dalam
siaran pers, Jumat.
Bambang, yang pada Rabu (15/11) menyampaikan pidato di Konferensi
Iklim PBB yang berlangsung di Bonn, Jerman, mengatakan proses untuk
memperbarui proyeksi iklim berskala nasional tersebut melibatkan Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai penyedia data
iklim.
Dalam proses kaji ulang RAN-API, beberapa upaya telah dilakukan untuk
mengembangkan Indeks Ketahanan Nasional yang berguna untuk mengukur
status pelaksanaan rencana adaptasi serta menjadi dasar penyusunan
rencana adaptasi di masa depan.
Pemerintah Indonesia ingin
memperkuat strategi dan kebijakan makro sektoral dan spasial sebagaimana
tercermin dalam rencana program ketahanan dari kementerian sektoral.
Selain itu, pemerintah pusat akan mendorong pemerintah daerah
mengembangkan strategi adaptasi perubahan iklim yang lebih akurat dan
mudah yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah.
"Kesimpulannya, saya ingin menyampaikan pesan bahwa perbaikan dan
penyempurnaan kebijakan dan implementasi adaptasi perubahan iklim tidak
hanya menjadi tugas satu negara, namun juga memerlukan koordinasi dan
keterlibatan yang baik dari semua elemen pembangunan, baik di tingkat
nasional maupun internasional, dan perlu didukung oleh semua pihak
termasuk sektor swasta dan publik," ujar Bambang.
Pemerintah tinjau ulang rencana adaptasi perubahan iklim
Jumat, 17 November 2017 17:27 WIB