Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan
Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto mengatakan, warga pendatang yang
sempat disandera di Desa Banti dan Desa Kimbely, Timika, Papua akan
dikembalikan ke daerah asal agar peristiwa penyanderaan oleh kelompok
kriminal bersenjata tidak terulang kembali.
"Ada usulan mengembalikan para pendatang. Yang datang di daerah itu
untuk pendulang emas. Sebab, kalau nanti kita biarkan ke derah itu,
pasti akan terulang lagi, terulang lagi, dan terulang lagi. Karena
daerah itu memang sangat terisolasi," ucap Wiranto kepada wartawan di
Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin.
Dia menuturkan, semuanya akan dipulangkan ke daerah asal. Bukan
hanya beda daerah, tetapi suku yang bukan asli di Tembagapura.
"Kita berusaha mengembalikan mereka. Yang berasal dari Jawa kita
kembalikan ke Jawa, yang berasal dari suku lain di Papua kita kembalikan
ke tempat asalnya," kata Wiranto kepada wartawan usai rapat khusus
mengenai kondisi Papua.
Wiranto menegaskan, nantinya yang boleh bertempat tinggal di sana
adalah suku Amungme karena sudah dikenal dan tidak akan diganggu
kelompok bersenjata tersebut.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan, operasi pengejaran kelompok
kriminal bersenjata akan tetap dilakukan tim gabungan TNI/Polri.
"Mereka memang kriminal, mereka mengancam rakyat, memalak rakyat,
menyandera rakyat pakai senjata. Tapi di benaknya juga ada instrumen
separatisme," ujar purnawirawan Jenderal bintang empat ini.
Ia pun mengapresiasi atas kerja keras prajurit TNI dan personel
Polri yang berhasil membebaskan warga yang dalam penyanderaan di dua
desa, di Timika.
"Perlu kita berikan apresiasi kepada prajurit yang telah mampu
melakukan pembebasan para sandera tanpa korban," tutur Wiranto.
Penghargaan
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan
penghargaan kepada 63 prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas
Pembebasan Sandera atas keberhasilannya membebaskan 347 warga masyarakat
yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Upacara pemberian penghargaan kepada 63 prajurit TNI tersebut
dilaksanakan di depan bekas Pos Kelompok Kriminal Bersenjata, Desa
Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (19/11).
Penghargaan yang diberikan kepada prajurit TNI berupa prioritas khusus
sekolah bagi 5 (lima) orang perwira dan 58 prajurit mendapat Kenaikan
Pangkat Luar Biasa yaitu naik satu tingkat dari pangkat lama,
penghargaan ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI
Nomor Kep/920/XI/2017.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa prajurit
yang tergabung dalam Satgas Pembebasan Sandera di Papua pantas diberikan
penghargaan, karena mereka telah melaksanakan tugas dengan baik.
"Karena kebanggaan, atas nama seluruh prajurit TNI saat ini kami
memberikan penghargaan Kenaikan Pangkat Luar Biasa. Saya berikan
penghargaan karena prajurit TNI telah melakukan operasi ini sangat
teliti dengan pengamatan yang intensif, tidak mengenal lelah setiap
hari, setiap saat, sehingga 347 warga masyarakat yang disandera bisa
selamat semuanya tanpa luka sedikitpun," kata Panglima TNI.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa Kenaikan
Pangkat Luar Biasa (KPLB) 58 orang prajurit dan 5 (lima) perwira
diberikan pendidikan secara khusus mendahului rekan-rekan satu
angkatannya.
"Inilah contoh tauladan bagi prajurit yang mengutamakan tugas hanya untuk kepentingan negara," ucapnya.
Namun, lima perwira menolaknya dan mendapatkan penghargaan berupa pendidikan khusus.
"Lima perwira diwakili komandan upacara menyampaikan, keberhasilan
milik anak buah, kegagalan adalah tanggung jawab perwira. Sehingga yang
pantas naik pangkat adalah anggotanya. Secara halus mereka menolak
kenaikan pangkat," ungkap Gatot.
Operasi pembebasan sandera di Papua ini merupakan Satgas Gabungan
TNI-Polri. Sedangkan organisasi Satgas Operasi Pembebasan Sandera dari
TNI diambil dari prajurit-prajurit yang terbaik, berpengalaman dan
terlatih yaitu dari Kopassus, Pleton Pengintai Tempur (Tontaipur)
Kostrad, Batalyon 751/Raider Sentani dan Batalyon 754/ENK Kodam XVII
Cenderawasih.
Wiranto: pendatang yang disandera dikembalikan ke asalnya
Senin, 20 November 2017 19:20 WIB