Jenewa, Swiss (ANTARA GORONTALO) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menyatakan syarat-syarat untuk memulangkan pengungsi Rohingya dengan
aman menuju Myanmar dari Bangladesh belum terpenuhi pada Jumat (24/11),
sehari setelah kedua negara mengumumkan rencana pemulangan mereka dalam
dua bulan.
"UNHCR belum melihat rincian kesepakatan itu," kata
badan pengungsian PBB (UNHCR) dalam satu pernyataan, merujuk kepada
kesepakatan yang ditandatangani pada Kamis antara Myanmar dan
Bangladesh, tempat sekitar 620.000 pengungsi Rohingya tinggal dalam
keadaan sengsara.
"Saat ini, kondisi di Negara Bagian Rakhine
Myanmar belum memungkinkan untuk memulangkan para pengungsi secara aman
dan berkelanjutan" menurut pernyataan UNHCR yang dikutip kantor berita
AFP.
"Pengungsi masih melarikan diri, dan banyak di antara mereka
menderita akibat aksi kekerasan, pemerkosaan, dan gangguan psikologi."
"Sangat penting bahwa pemulangan tidak dilakukan secara cepat atau sebelum waktunya."
Myanmar
menghadapi kecaman internasional karena kekerasan yang dilakukan
terhadap komunitas minoritas muslimnya sejak aksi penindakan militer
dimulai pada Agustus di negara bagian Rakhine, tempat tinggal bagi
ratusan ribu warga Rohingya.
Sementara negara miskin dan padat
penduduk Bangladesh mendapat pujian karena menerima aliran pengungsi,
namun membatasi pergerakan mereka karena menyatakan tidak menginginkan
mereka menetap.
Dhaka menyatakan kesepakatan dengan pemimpin
sipil Myanmar Aung San Suu Kyi akan menyaksikan pemulangan mereka
kembali ke Rakhine dimulai dalam dua bulan.
UNHCR menggarisbawahi semua pemulangan harus dilakukan berdasarkan "persetujuan pengungsi". (kn)
PBB: syarat pemulangan Rohingya ke Myanmar belum terpenuhi
Sabtu, 25 November 2017 13:15 WIB