Islamabad, Pakistan (ANTARA GORONTALO) - Menteri Hukum Pakistan Zahid Hamid
memutuskan untuk mundur setelah bentrokan antara polisi dan demonstran
yang dipicu oleh operasi pembersihan menurut laporan beberapa media
lokal pada Minggu (26/11).
Hamid mengambil keputusan tersebut selama pertemuannya dengan Kepala
Menteri Punjab Shehbaz Sharif menurut siaran Express Tribune,
menambahkan bahwa menteri itu berencana mengajukan surat pengunduran
diri kepada perdana menteri pada Senin.
Banyak saluran berita lain juga mengutip beberapa sumber yang
mengatakan menteri tersebut diperkirakan mundur dalam waktu dekat.
Pemerintah Pakistan pada Oktober mensahkan rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan agama dan memicu penentangan kuat dari masyarakat
agama.
Pemerintah belakangan mencabut rancangan undang-undang
itu, tapi sebagian kelompok agama menuntut pengunduran diri Menteri
Hukum dan melancarkan protes duduk selama hampir tiga pekan.
Pemrotes menghalangi jalan utama yang menghubungkan Islamabad dan
Rawalpindi. Pemerintah melakukan operasi pembersihan pada Sabtu, setelah
beberapa babak perundingan dengan pemrotes. Namun, operasi tersebut
menyulut protes lain di berbagai kota besar di seluruh negeri itu
menurut siaran kantor berita Xinhua.
Para aktivis keagamaan, yang
menuduh seorang menteri pemerintah melakukan penghujatan karena
mengubah kata dalam sumpah pemilihan, membakar beberapa kendaraan di
luar ibu kota sebelum menarik diri dalam aksi di kamp protes yang sudah
mereka duduki selama dua pekan menurut polisi.
Meski ada perintah
dari pemerintah sipil kepada angkatan darat pada Sabtu malam untuk
membantu memulihkan keamanan, tidak ada pasukan militer di lokasi
kejadian dekat kamp protes di Faizabad, di pinggiran Ibu Kota, menurut
para saksi mata yang dikutip Reuters.
Departemen pers militer juga tidak merespons permintaan keterangan mengenai perintah pemerintah itu.
Pada
Minggu petang, Menteri Dalam Negeri Ahsan Iqabal mengatakan pasukan
paramiliter Rangers akan diberi wewenang untuk menangani demonstrasi.
Sedikitnya
tujuh orang, termasuk satu polisi, tewas ketika beberapa ribu pasukan
keamanan berusaha membubarkan para pengunjuk rasa menurut laporan media
massa setempat dan pemerintah provinsi.
Setidaknya 187 orang
terluka dalam bentrok Sabtu menurut pejabat provinsi yang namanya tak
mau disebut. Inspekstu polisi Amir Niazi mengatakan sedikitnya 80 orang
anggota pasukan keamanan ada di antara korban luka.
Sepanjang
Minggu para pendukung partai Tehreek-e-Labaik memblokade beberapa jalan
raya utama, jalanan dan jalan arteri di kota-kota besar Pakistan,
melumpuhkan lalu lintas dan kehidupan sehari-hari.
Di kota Lahore
ribuan demonstran berkemah di luar parlemen tingkat provinsi dan
menyerang rumah seorang menteri, memicu polisi menembakkan gas air mata
menurut reporter Reuters yang menyaksikan kejadian itu.
Di kota Faisalabad, para pendukung mereka menyerang dan berusaha membakar rumah menteri yang lain, kata Niaz Mirza.
Pada
Sabtu, para pengunjuk rasa juga membakar tujuh truk penjara, tiga mobil
polisi, satu mobil stasiun televisi dan satu tempat pengisian gas, yang
semuanya masih membara hingga hari berikutnya.
Menteri Pakistan mundur setelah bentrok demonstran-polisi
Senin, 27 November 2017 9:30 WIB