Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, akan terus
memantau dampak letusan Gunung Agung terhadap perekonomian di Provinsi
Bali secara lebih luas.
"Kami akan memonitor mengenai dampak ekonomi sosialnya, dan karena
Bali pusat pariwisata, kami juga akan melihat dari dampak ekonominya
secara lebih luas," kata Mulyani, ditemui di Gedung Dhanapala,
Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis.
Pemerintah akan terus berupaya memitigasi dan meminimalkan dampak negatif letusan Gunung Agung.
"Bali tentu pernah mengalami situasi yang tidak baik di masa lalu
dan memengaruhi keseluruhan pariwisatanya. Aktivitas gunung berapi juga
pernah terjadi di Bali, maka kami akan melihat bagaimana dampak itu akan
bisa dimitigasi dan diminimalkan," kata dia.
Mulyani juga
mengatakan, pemerintah dalam mendukung berdasarkan peraturan
perundang-undangan, di mana keuangan negara akan membantu daerah yang
mengalami bencana sesuai kriteria yang ada.
Berdasarkan pos pemantauan Gunung Agung di Desa Rendang, Kabupaten
Karangasem, Kamis, data satelit pertumbuhan lava di dalam kawah Gunung
Agung masih berlangsung dan sejak dua hari lalu kecenderungan letusan
masih terus berlangsung.
Hal itu berarti letusan pembuka mulai Selasa (21/11) terus terjadi,
sedangkan Gunung Agung, Sabtu (25/11), bertransisi dari letusan freatik
menjadi letusan magmatik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
mengungkapkan, ancaman letusan Gunung Agung mencakup zona radius bahaya
delapan kilometer dengan perluasan sektoral masih 10 kilometer ke arah
utara, timur laut, tenggara, selatan, dan barat daya.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada pukul 15.00 WITA Rabu
kemarin juga telah dibuka kembali setelah sempat tidak dioperasikan
beberapa waktu lalu.
Sri Mulyani pantau dampak ekonomi aktivitas Gunung Agung
Kamis, 30 November 2017 11:27 WIB