Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Berbeda dari sewaktu mengunjungi Myanmar
beberapa hari sebelumnya, Paus Fransiskus menyebut terang benderang
pengungsi warga Rakhine, Mynamar, di Bangledesh, dengan kata "Rohingya".
Inilah
untuk pertama kalinya Paus menggunakan lagi kata "Rohingya" setelah
Uskup Agung Yangon di Myanmar menyarankan Bapa Suci untuk tidak
menggunakan kata "Rohingya" selama di Myanmar karena akan memicu
ketegangan dan membahayakan warga Kristen Myanmar.
Kata
"Rohingya" secara politik sensitif di negara yang berpenduduk mayoritas
Budha ini karena mereka menganggap Rohingya bukan etnis, melainkan
pendatang dari Bangladesh.
Paus sempat dikritik oleh para aktivis HAM dan pengungsi karena tidak menggunakan kata "Rohingya" selama di Myanmar.
Paus
tidak mengunjungi kamp pengungsi, melainkan di Dhaka saat bertemu
dengan sekelompok pengungsi Rohingya di ibu kota Bangladesh itu.
Namun
pengungsi mengungkapkan kebahagiannya karena Paus akhirnya menggunakan
lagi kata "Rohingya". Para pengungsi yakin pertemuan dengan Paus
memiliki dampak yang besar.
"Ini pertama kalinya pemimpin besar dunia mendengarkan kami," kata pria Rohingya berusia 29 tahun bernama Mohammad Zubair.
"Pertemuan ini akan mengirimkan pesan yang jelas kepada para pemimpin dunia," tutup dia seperti dikutip AFP.
Ketika Paus Fransiskus gunakan lagi kata "Rohingya"
Sabtu, 2 Desember 2017 19:16 WIB