Manado (ANTARA GORONTALO) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan bulan Desember
2017, Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) akan mengalami inflasi
di kisaran 0,8 hingga 1,0 persen.
"Memasuki bulan Desember 2017, Bank Indonesia memperkirakan Indeks
Harga Konsumen (IHK) Sulut akan berada pada kisaran 0,8-1,0 persen
(mtm), karena akan ada peningkatan sejumlah kebutuhan pokok jelang
Natal," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Soekowardojo di Manado, Selasa.
Dia mengatakan perkiraan terjadinya inflasi dipengaruhi oleh tingkat permintaan yang meningkat tinggi pada akhir tahun.
"Puncak konsumsi masyarakat Sulut terjadi pada akhir tahun khususnya
menjelang hingga perayaan Natal dan Tahun Baru," katanya.
Sesuai dengan perkembangan historisnya, harga bawang, rica (cabai),
tomat (Barito) diperkirakan mulai mengalami kenaikan sejak awal Desember
hingga pada perayaan hari raya di akhir tahun.
Dia menjelaskan pada bulan November 2017, IHK Sulut yang diwakili
oleh Kota Manado kembali mencatat deflasi yakni sebesar -0,09 persen
(mtm), sehingga telah tercatat mengalami deflasi sepanjang 4 bulan
terakhir sejak Agustus 2017.
Realisasi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
historis bulan November 5 tahun terakhir yang tercatat inflasi 1,14
persen.
Dengan angka tersebut, katanya, maka secara tahunan inflasi Sulut
pada bulan November 2017 tercatat sebesar 0,38 persen (yoy), dengan
inflasi tahun kalender sebesar 1,93 persen (ytd).
Deflasi Sulut pada bulan November tersebut berbeda arah dibandingkan
dengan nasional yang mencatat inflasi. Nasional mencatat inflasi
sebesar 0,20 persen (mtm), dan secara tahunan sebesar 3,30 persen (yoy).
"Terjadinya deflasi pada November 2017 didorong oleh penurunan
harga pada kelompok volatile food (VF) dan administered prices (AP)
serta meredahnya tekanan harga pada kelompok inflasi inti (core),"
jelasnya.
Kelompok VF tercatat deflasi sebesar -0,18 persen (mtm). Penurunan
tekanan harga di kelompok VF didorong oleh turunnya harga aneka
buah-buahan khususnya buah apel dan semangka seiring dengan melimpahnya
pasokan.
Sementara itu, kata Soekowardojo, kelompok AP tercatat deflasi
sebesar -1,02 persen (mtm) yang didorong oleh sub kelompok non-energi
khususnya tarif angkutan udara yang kembali normal.
Di sisi lain, katanya, deflasi yang lebih dalam ditahan oleh inflasi kelompok inti.
Kelompok inti tercatat inflasi sebesar 0,27 persen (mtm) yang
disebabkan baik oleh sub kelompok core traded maupun non-traded.
"Komoditas kelompok inti yang mencatat inflasi adalah jeruk nipis, emas perhiasan dan aneka makanan jadi," jelasnya.
BI perkirakan Desember Manado alami inflasi 0,8-1,0 persen
Selasa, 5 Desember 2017 9:08 WIB