Addis Ababa, Ethiopia (ANTARA GORONTALO) - Komisi Uni Afrika (AU)
mempertanyakan keputusan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai
Ibu Kota Negara Israel.
Presiden AS Donald Trump pada Rabu (6/12) menyampaikan bahwa Amerika
Serikat mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan akan memindahkan
Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat menyampaikan
keprihatinan yang mendalam mengenai keputusan Pemerintah Amerika Serikat
mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Negara Israel," kata AU di dalam
satu pernyataan yang disiarkan pada Kamis (7/12).
Menurut pernyataan itu, keputusan itu hanya akan meningkatkan
ketegangan di wilayah tersebut dan ke luar dan menambah rumit upaya
untuk mewujudkan penyelesaian bagi konflik Palestina-Israel.
"Ketua Komisi kembali menyampaikan solidaritas Uni Afrika buat
rakyat Palestina dan dukungannya buat hak sah mereka bagi negara merdeka
dan berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya," tambah
pernyataan itu, sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat.
Ketua Komisi Uni Afrika tersebut juga menyerukan dilancarkannya
kembali upaya internasional untuk mewujudkan penyelesaian yang adil dan
langgeng bagi konflik itu, "dengan dasar keberadaan dua negara --Israel
dan Palestina, yang hidup berdamping dalam kedamaian dan keamanan,
dengan kerangka kerja pengumuman terkait PBB dan Uni Afrika".
Pengumuman Presiden AS Donald Trump pada Rabu, mengakui Yerusalem
sebagai Ibu Kota Israel mengundang pengutukan keras dari negara Arab dan
dunia Islam, kendati Israel memuji tindakan tersebut sebagai "keputusan
yang adil dan berani".
Uni Afrika pertanyakan keputusan AS tentang Yerusalem
Jumat, 8 Desember 2017 14:47 WIB