Buenos Aires (ANTARA GORONTALO) - Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan
Dunia (WTO) pada Minggu (10/12) memperingatkan bahwa "ancaman
proteksionisme tetap ada" dan menegaskan bahwa "perdagangan dan
teknologi adalah solusi" bagi pembangunan dunia.
Roberto Azevedo membuat pernyataan di Buenos Aires dalam sebuah
konferensi pers tentang Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-11 bersama
Menteri Luar Negeri Argentina Susana Malcorra, seperti dilaporkan
Xinhua.
Azevedo mengungkapkan bahwa perdebatan selama konferensi akan
berkisar seputar "pertanian, jasa-jasa, dan subsidi perikanan."
Dia memperingatkan bahwa ancaman proteksionisme tetap ada,
mengatakan dalam pandangan beberapa orang, perdagangan diperlakukan
sebagai faktor yang mengganggu pasar tenaga kerja, dan teknologi
dipandang sebagai penyebab utama gangguan ini.
"Tapi kita tidak bisa berpaling dari teknologi atau perdagangan, karena ini adalah solusi dan bukan masalah," tegasnya.
Berbicara tentang pertemuan yang akan dia hadiri dengan Perwakilan
Dagang AS Robert Lighthizer, yang telah mengkritik WTO, Azevedo
mengatakan bahwa dia akan meminta "komitmen, kemauan dan fleksibilitas"
dari Washington.
"Saya menghindari menunjuk dan menuduh orang, karena kita
menginginkan upaya kolektif untuk mengatasi masalah," kata direktur
jendral.
Malcorra mengakui Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-11 terjadi dalam
"konteks yang kompleks, dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,
tapi ini hanya menegaskan kembali komitmen kita untuk mencapai
konsensus."
"Ada banyak tugas yang tertunda, banyak topik yang tidak selesai, tapi kami akan berusaha maju semaksimal mungkin," katanya.
Malcorra mengulangi "komitmen total dan penuh dari kepresidenan
Argentina (konferensi) untuk membangun jembatan yang diperlukan guna
mencapai tempat yang memuaskan bagi semua orang."
Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-11, yang akan diselenggarakan
secara resmi mulai Senin (11/12) sampai Rabu (13/12), akan mempertemukan
164 anggota WTO untuk membuat keputusan mengenai peraturan perdagangan
global.
Dirjen WTO peringatkan ancaman proteksionisme
Senin, 11 Desember 2017 12:52 WIB