Shanghai (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah restoran di Ibu Kota Provinsi Xinjiang
di Urumqi, China diperintahkan menurunkan plakat halal sebagai bagian
dari upaya pihak berwenang di daerah berpenduduk mayoritas muslim itu
untuk menjaga kualitas makanan yang benar-benar terjamin kehalalannya,
karena ternyata ada yang tidak halal.
Perintah tersebut ditujukan kepada sejumlah restoran yang memasang
plakat halal, namun makanan yang dijual tidak memenuhi standar halal
yang ditetapkan oleh Asosiasi Islam China (CIA), demikian pernyataan
otoritas setempat sebagaimana dikutip Global Times yang dipantau Antara
di Shanghai, Selasa.
Pemasangan plakat halal di restoran di Urumqi harus mendapatkan
persetujuan dari CIA. Bagi mereka yang tidak bisa menurunkannya, maka
plakat itu cukup ditutup saja, perintah instansi setempat.
"Plakat halal dikeluarkan oleh asosiasi dan setiap plakat terdapat
nomor seri," kata seorang pejabat pemerintah Urumqi yang tidak bersedia
menyebutkan namanya itu.
"Hanya restoran yang telah mendapatkan sertifikat halal dari
asosiasi yang boleh memasang plakat halal," ujarnya menambahkan.
Pakar Marxisme di Chinese Academy of Social Sciences, Xi Wuyi,
menganggap bahwa perintah itu ditujukan kepada mereka yang meremehkan
hukum agama yang mereka anut terkait dengan kehidupan sehari-hari.
"Penghormatan pola makan kelompok etnis minoritas selama ini tidak
berarti sesuai dengan faktor-faktor keagamaan dalam kehidupan sosial,"
demikian komentarnya yang diunggah di akun Sina Weibo.
Makanan halal harus bersih dan sesuai dengan ajaran di dalam Alquran dan hukum syariah, demikian peryataan CIA.
"Untuk menjamin makanan halal tersebbut murni melindungi pelanggan
muslim dari perundungan spiritual. Makanan halal palsu tidak hanya
mengganggu kehidupan sehari-hari, melainkan juga membuat mereka
mengalami trauma mental berkepanjangan," demikian CIA di laman resminya.
Para pemilik restoran muslim harus mengajukan permohonan sertifikat
halal dan dinyatakan lulus tes oleh asosiasi tersebut, demikian laporan
harian milik partai berkuasa di China itu.
Di daratan Tiongkok, terutama di wilayah perkotaan, baik kecil,
sedang, maupun besar, bertebaran rumah makan yang menyediakan menu
halal.
Di Kota Shanghai saja terdapat dua restoran makanan khas Nusantara,
yakni Bali Bistro dan Bumbu, yang telah mendapatkan sertifikat halal
dari CIA setempat.
Salah satu poin agar restoran tersebut lulus tes CIA adalah bahan
baku makanan yang diolah dan disajikan, seperti daging, berasal dari
proses yang syar'i.
Restoran di Xinjiang diminta turunkan plakat "halal"
Selasa, 12 Desember 2017 11:10 WIB