Bogor (ANTARA GORONTALO) - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan
mengatakan proyeksi ekonomi makro yang tercantum dalam APBNP 2017 hingga
akhir tahun tidak terlalu meleset dari asumsi yang sudah ditetapkan.
"Secara umum, kami melihat proyeksi makro 2017 cukup bagus dan
tidak terlalu jauh dari ekspektasi kami," ujar Kepala Pusat Kebijakan
Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Adriyanto
dalam pemaparan di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Adriyanto menjelaskan asumsi makro untuk pertumbuhan ekonomi 2017
sebesar 5,2 persen, realisasi hingga akhir tahun bisa berada pada
kisaran 5,1 persen.
"Pertumbuhan masih di atas lima persen, ekspektasi kami 5,1
persen-5,2 persen. Saya kira itu angka yang sudah cukup bagus dan
`achieveable`," ujarnya.
Untuk tingkat inflasi, realisasi tahun kalender Januari-November
2017 sudah mencapai 2,87 persen, atau jauh dibawah asumsi yang
diproyeksikan sebesar 4,3 persen.
"Inflasi memang `overshoot` tapi ini baik karena di bawah empat persen," kata Adriyanto.
Adriyanto menambahkan proyeksi nilai tukar rata-rata hingga
akhir tahun mendekati asumsi Rp13.400 per dolar AS, yaitu berada pada
kisaran Rp13.300-an.
Untuk asumsi SPN 3 bulan yang ditetapkan sebesar 5,2 persen,
realisasinya hingga awal Desember 2017 telah berada pada kisaran lima
persen.
Sedangkan, asumsi harga ICP minyak bisa naik di atas asumsi 48
dolar AS per barel, karena adanya kenaikan harga komoditas di pasar
internasional.
"Sekarang harga minyak naik ke 60 dolar, tapi kalaupun naik
sifatnya temporer, tidak tinggi-tinggi sekali. Tidak mencapai 75 dolar.
`Range`nya mungkin rata-rata setahun 50 dolar per barel," ujarnya.
Untuk lifting minyak 815 ribu barel per hari dan lifting gas
1.150 ribu barel setara minyak per hari, Adriyanto memproyeksikan adanya
kecenderungan menurun dari asumsi di APBNP 2017.
Kemenkeu: proyeksi makro tidak terlalu meleset
Selasa, 12 Desember 2017 17:47 WIB