Kiev (ANTARA GORONTALO) - Tokoh oposisi Ukraina, Mikheil Saakashvili,
dibebaskan dari penahanan pada Senin setelah hakim Ukraina menolak
permintaan jaksa agar mantan presiden Georgia itu ditempatkan dalam
tahanan rumah.
Saakashvili, yang menjabat sebagai presiden Georgia selama sembilan
tahun hingga 2013, pindah ke Ukraina setelah pemberontakan massal
terjadi di negaranya.
Di bawah pemerintahan Presiden Ukraina Petro Poroshenko,
Saakashvili mendapat jabatan sebagai gubernur sebuah wilayah di Ukraina
dalam periode 2015-2016, sebelum kemudian berseteru dengan pemimpin
Ukraina itu.
Saakashvili (49 tahun) menuduh pihak berwenang Ukraina melakukan korupsi secara luas.
Kejaksaan menginginkan agar ia ditahan di rumah sementara para
penyidik memeriksa tuduhan bahwa ia membantu sebuah organisasi
kejahatan. Saakashvili mengatakan tuduhan itu dibuat untuk mengecilkan
kampanyenya untuk menurunkan Poroshenko dari jabatannya.
"Permintaan para jaksa ... ditolak," kata Hakim Larysa Tsokol di pengadilan.
Kasus yang dikenakan terhadap Saakashvili masih dibuka.
Ketika berbicara setelah putusan persidangan itu, yang dihadiri
oleh sejumlah anggota parlemen oposisi terkemuka termasuk perdana
menteri Yulia Tymoshenko, Saakashvili mengatakan ia berencana
melanjutkan tugas politiknya.
Bersama-sama dengan para politisi oposisi lainnya, ia akan
"mempersiapkan perubahan damai tapi sangat penting dan perlu dalam
pemerintahan Ukraina," katanya.
Saakashvili, yang melancarkan mogok makan untuk menentang
penahanannya, menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina pada awal persidangan.
Saakashvili juga menghadapi ancaman kemungkinan diekstradisi ke Georgia, yang memburunya atas dakwaan melakukan kejahatan.
Menteri Kehakiman Ukraina Pavlo Petrenko mengatakan kepada Reuters
bahwa pemerintaan ekstradisi sedang dipertimbangkan namun keputusan
akhir belum dibuat.
Hakim Ukraina bebaskan mantan presiden Georgia dari penahanan
Rabu, 13 Desember 2017 8:34 WIB