Ankara (ANTARA GORONTALO) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Jumat,
menyeru Amerika Serikat mencabut keputusannya mengakui Yerusalem ibu
kota Israel setelah PBB menolak keputusan AS itu kendati AS mengeluarkan
rangkaian ancaman kepada negara-negara anggota PBB.
Erdogan menyebut ancaman AS itu "bodoh dan tak termaafkan".
Lebih
dari 120 negara tak mempedulikan ancaman Presiden Donald Trump itu
ketika Kamis kemarin mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang menyeru AS
mencabut pengakuan Yerusalem ibu kota Israel.
"Meskipun diancam,
PBB tetap mengambil pendirian yang terhormat," kata Erdogan dalam
pertemuan dengan partainya, Partai AK, di Istanbul. "AS harus insaf dari
langkah keliru ini."
Trump mengancam memangkas bantuan keuangan
kepada negara-negara yang mendukung resolusi itu. Namun 128 negara malah
mendukung resolusi yang tidak mengikat itu, sedangkan sembilan negara
menentang dan 35 abstain. Sementara 21 negara lainnya tidak memberikan
suara.
"Prilaku AS menjelang pemungutan suara di PBB itu akan
dikenang dalam sejarah demokrasi sebagai tindakan bodoh dan tak
termaafkan," kata Erdogan seperti dikutip Reuters.
Namun ancaman
Trump itu dalam beberapa hal memang memiliki dampak di mana lebih banyak
negara yang abstain dan menolak resolusi itu ketimbang biasanya jika
ada resolusi yang berkaitan dengan Palestina.
"Gedung Putih
mengangkat telepon dan menelepon negara-negara ini satu per satu,
terang-terangan mengancam mereka," kata Erdogan tanpa mengelaborasi
lebih jauh.
Erdogan telanjangi "kebodohan" AS ancam pendukung resolusi Yerusalem
Jumat, 22 Desember 2017 19:37 WIB