Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Warga di wilayah pedalaman Desa Ulea dan Desa Topi Kecamatan Biau, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, berharap pemerintah daerah segera meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan di daerah itu.
"Jika musim ombak tinggi dan hujan deras melanda wilayah ini, warga tidak bisa keluar kampung, sebab kondisi jalan darat sangat mengkhawatirkan, sangat curam dan jurang di sisi-sisi jalan," ujar Pendeta Gereja Samaria Topi, Mariam Dili, Selasa di Gorontalo.
Ia berharap, kunjungan Wakil Bupati Roni Imran selaku pemerintah daerah, dapat segera menindaklanjuti percepatan pembangunan akses transportasi di Desa Ulea yang tergolong wilayah terisolir di bagian barat kabupaten itu.
"Jika musim penghujan, kami kesulitan melakukan pelayanan di wilayah Desa Ulea, warga pun sulit menjangkau rumah ibadah di Desa Topi ataupun untuk melakukan aktivitas perekonomian di pusat kecamatan," ujarnya.
Kunjungan Wakil Bupati, dinilai sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah bagi masyarakat kata Mariam, maka percepatan pembangunan infrastruktur diharapkan cepat terealisasi.
Baca Juga : Pemkab Gorontalo Utara Fasilitasi Pembangunan Lanal Tipe-D
Wakil Bupati Roni Imran mengatakan, kunjungan kerja di Kecamatan Biau tersebut diharapkan dapat melihat langsung kondisi wilayah agar pembangunan terealisasi dengan tepat.
"Saya beberapa kali ke Desa Ulea dan memang cuaca menjadi faktor utama yang harus dihadapi masyarakat, sebab ombak di wilayah tersebut tergolong tinggi sedangkan transportasi darat belum layak," ujarnya.
Maka negara atau pemerintah daerah kata Wakil Bupati, perlu dan intensif hadir dengan harapan bisa menyusun perencanaan yang tepat untuk membangun akses trasnportasi di wilayah itu dengan cepat.
Ia pun menargetkan, pembangunan infrastruktur jalan akan menjadi prioritas utama setiap tahunnya, disamping berupaya menyiapkan sarana kapal cepat "speedboat" khusus di wilayah barat.
Sarana transportasi laut sangat penting kata Wakil Bupati, mengingat wilayah ini rawan bencana tanah longsor maka perlu ada transportasi utama dan alternatif untuk memudahkan akses dari dan menuju seluruh kecamatan di wilayah itu, menjangkau Kecamatan Sumalata Timur, Sumalata, Biau dan Tolinggula.
Peristiwa terputusnya akses transportasi darat akibat longsor dan jembatan putus di Kecamatan Sumalata pada tahun 2017 lalu kata Wakil Bupati, mengharuskan pemerintah daerah merancang penyediaan sarana transportasi laut yang memadai, agar masyarakat tidak terisolir dalam jangka waktu lama pascabencana yang sangat tidak diinginkan.