Jakarta, (Antaranews Gorontalo) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai kebijakan proteksi dagang yang diberlakukan oleh negara maju masih menjadi tantangan perekonomian yang harus diwaspadai para pasangan bakal Capres-Cawapres.
"Negara maju melakukan proteksi ekonomi di negara masing-masing. Ini juga masih menjadi ancaman bagi kita karena persaingan semakin keras," kata Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani saat dihubungi Antara News di Jakarta, Jumat.
Hariyadi mengatakan Indonesia dikhawatirkan belum siap menghadapi kebijakan proteksi dagang tersebut karena ketergantungan impor masih sangat tinggi. Oleh karena itu, Indonesia dituntut dapat mandiri dalam berbagai sektor, baik pangan, energi dan barang jadi.
Selain itu, pasangan bakal Capres-Cawapres juga dihadapkan dengan terbatasnya lapangan kerja, apalagi angkatan kerja masih didominasi dari lulusan SMP mencapai 58 persen dari seluruh jumlah angkatan kerja. Sejauh ini, ada 135 juta tenaga kerja, bahkan masih banyak yang belum memiliki keterampilan.
Baca juga: Darmin: pengumuman capres-cawapres beri kepastian investor
Menurut dia, Capres-Cawapres yang terpilih nanti juga harus mengupayakan agar komoditas dalam negeri memberikan nilai tambah bagi perekonomian. Namun, hal tersebut bukan perkara mudah.
"Itu bukan perkara gampang, tentunya perlu riset dan pengembangan, serta inovasi," kata dia.
Hariyadi menambahkan di luar tantangan perekonomian tersebut, tentunya masih banyak potensi yang harus dikembangkan, yakni bonus demografi yang masih bisa dinikmati pada tahun 2020 sampai 2030.
Ia menilai kedua pasangan bakal Capres-Cawapres memiliki keunggulan tersendiri. Dilihat dari pasangan Jokowi-Ma`ruf Amin, ada pengalaman menjabat dari sang Petahana Presiden yang menjadi alat untuk membawa perekonomian ke arah yang leih baik.
Sementara itu, pada pasangan Prabowo-Sandiaga, meski pengalaman menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta belum terlalu lama, latar Sandiaga sebagai profesional pelaku bisnis memiliki peluang untuk menggaet pengusaha dari generasi milenial.