Manado, (Antara News) - Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ali Mundakir mengatakan saat ini Indonesia berada pada peringkat kedua pengembangan panas bumi di dunia setelah Amerika Serikat dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.949,5 megawatt.
"Pertamina sebagai pionir pengembangan panas bumi di Indonesia yang kemudian dilanjutkan oleh PGE telah mempunyai pengalaman selama 35 tahun dalam pengoperasian lapangan panas bumi," kata Dirut Ali di Tomohon, Sulawesi Utara, Senin.
PGE, lanjut dia, berkontribusi sebesar 32 persen yang dihasilkan dari lima area dengan total kapasitas terpasang sebesar 617 megawatt.
Area Lahendong dengan kapasitas terpasang sebesar 120 megawatt dan berkontribusi sekitar 60 persen di sistem jaringan transmisi Sulawesi Utara, Kamojang dengan kapasitas terpasang sebesar 235 megawatt.
Selanjutnya, Ulubelu dengan kapasitas terpasang sebesar 220 megawatt, Karaha dengan kapasitas terpasang sebesar 30 megawatt, dan Sibayak dengan kapasitas terpasang sebesar 12 megawatt.
"PGE mentargetkan tahun 2019 ini dapat menambah kapasitas terpasang sebesar 55 megawatt dari lapangan panas bumi Lumut Balai, Sumatera Selatan sehingga di tahun 2019 ditargetkan total kapasitas terpasang PGE menjadi 672 MW," jelasnya.
Ali Mundakir mengatakan, dalam rangka mendukung Kebijakan Energi Nasional, PGE terus melakukan pengembangan panas bumi di seluruh wilayah Indonesia.
Di antaranya, pengembangan di Proyek Hululais (termasuk Hululais Extention ¿ Bukit Daun) (Bengkulu), Proyek Lumut Balai (Sumatera Selatan), Proyek Sungai Penuh (Jambi), Seulawah (Aceh) dan Lawu (Jawa Tengah).
Komitmen PGE dalam mengembangkan energi bersih panas bumi dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat disamping mandat untuk memberikan keuntungan yang terbaik bagi Pertamina dan Indonesia.
Komitmen PGE tersebut dihargai dengan meraih PROPER Emas sebanyak delapan kali berturut-turut sejak tahun 2011 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan meraih penghargaan Dharma Karya ESDM Madya yang diberikan langsung oleh Menteri ESDM.
Dalam pengembangan energi panas bumi, PGE juga turut serta dalam pengurangan emisi gas karbon dan penghematan cadangan devisa negara.
Dengan total kapasitas terpasang PGE saat ini sebesar 617 MW, selain memberikan kontribusi pada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), PGE juga berpotensi berkontribusi dalam melakukan pengurangan emisi gas karbon sebesar 3.2 juta ton CO2 per tahun dan penghematan cadangan devisa negara sebesar 532,6 juta USD per tahun.
Indonesia Peringkat Kedua Pengembangan Panas Bumi Dunia
Senin, 21 Januari 2019 18:32 WIB