Setiap pertengahan bulan ramadhan di Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, ada tradisi unik yang sering disebut masyarakat setempat sebagai Malam Qunut atau malam pisang dan kacang.
Menurut sejarah penduduk asli setempat, Malam Qunut tersebut berawal dari sebuah ritual mandi dosa yang sering dilakukan oleh para leluhur terdahulu dengan tujuan untuk mensucikan diri.
Melalui momentum tersebut para penduduk yang tinggal dan becocok tanam di pegunungan juga memanfaatkannya untuk berjualan pisang dan kacang hasil kebun mereka di saat penduduk lainnya asik bersilaturahmi dengan keluarga.
Hingga kini ritual mandi dosa mulai hilang, namun tradisi Malam Qunut masih tetap eksis dipertahankan oleh masyarakat setempat sebagai waktu dimana semuanya melaksanakan silahturahmi antar sanak saudara dengan memakan pisang dan kacang.
Salah seorang pedagang, Sriwan Kassa, mengaku sudah 30 tahun lamanya berjualan pisang dan kacang setiap tradisi Malam Qunut ini dirayakan pada pertengahan ramadhan.
"Awalnya kami menjual pisang dan kacang di pasar Batudaa, setelah itu akhirnya kami pindah ke lapangan beberapa waktu silam," jelasnya.
Ia mengatakan bahwa tradisi unik itu memang hanya dilaksanakan pada daerah tempatnya tinggal yaitu Batudaa.
"Di hari-hari biasanya saya hanya bekerja sebagai pedagang nasi bungkus, namun jika perayaan Malam Qunut tiba saya juga akan berjualan pisang dan kacang seperti yang lainnya, karena sudah merupakan tradisi turun temurun," ungkapnya.
Ia menjual kacang dengan harga Rp12 ribu/kg dan pisang berkisar dari Rp12 ribu/sisir hingga Rp15 ribu/sisirnya.