Jadi, produk sabun herbal ini tidak mengandung bahan kimia dan alkohol. Kami berharap, ada solusi yang diberikan pemerintah agar ada kebijakan pada proses perizinan pembuatan sabun herbal tersebut.
Mamuju (ANTARA) - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Mamuju Provinsi Sulawesi Barat mendukung pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya yang bergerak di bidang kosmetik yang ada di daerah itu.

"Kami sangat mendukung pengembangan UMKM, termasuk yang bergerak di bidang kosmetik," kata Kepala Balai POM di Mamuju Netty Nurmuliawaty, Selasa.

Penegasan itu disampaikan Netty menyusul adanya permintaan dari pelaku usaha yang bergerak di bidang kosmetik agar pemerintah memudahkan proses perizinan.

"Selama Balai POM di Mamuju berdiri sejak tiga tahun ini, kami belum pernah menerima ada UMKM kosmetik yang memohon untuk mendaftarkan produknya," kata Netty.

"Tapi kalau ada yang mau serius bermohon, silahkan datang ke Balai POM dan kami siap membantu," katanya.

Kepala Balai POM di Mamuju itu mempersilahkan seluruh pelaku usaha, berkonsultasi terkait alur proses pendaftaran produknya.

"Silakan datang ke Kantor Balai POM Mamuju, jika ada pelaku usaha yang akan menanyakan prosedur izin industri. Kami akan membantu pengembangan UMKM di Sulbar dan tentunya kami bekerja sesuai prosedur," tuturnya

Pelaku usaha diminta datang langsung ke Balai POM untuk berkonsultasi kemudian kami akan menanyakan kesiapannya. "Jika masih ada kelengkapan persyaratan yang harus dipenuhi, kami akan beri masukan agar dilengkapi," kata Netty.

Baca juga: BPOM inginkan produk UMKM isi kebutuhan di perbatasan

Baca juga: BPOM berikan pendampingan pelaku UKM tingkatkan kualitas produk


Sebelumnya, Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kosmetik di Kabupaten Mamuju, Nasidah berharap pemerintah memberi kemudahan dalam proses perizinan.

Pelaku usaha pembuat sabun di kawasan itu mengatakan sudah mengurus proses perizinan usahanya, namun sampai saat ini masih terkendala izin dari BPOM.

"Kami kesulitan mendapatkan izin karena prosesnya yang sangat panjang dan rumit," kata Nasidah.

Ia mengatakan usaha yang mulai digelutinya sejak lima bulan tersebut merupakan produk sabun herbal yang dibuatnya menggunakan bahan alami yang mudah diperoleh.

Dengan modal Rp500 ribu sampai Rp1 juta, ibu-ibu rumah tangga dapat membuat produk sabun herbal tersebut.

Ia mengatakan hasil produksi sabun herbal yang dibuatnya yakni, sabun mandi dijualnya Rp20 ribu/buah, sabun cuci dan sabun pel lantai dijual masing-masing Rp10 ribu/botol serta parfum laundry dijual Rp20 ribu per botol.

Bahan yang digunakan untuk membuat sabun, kata Nasidah, yakni daun bidara, temulawak, madu asli dan pepaya.

"Jadi, produk sabun herbal ini tidak mengandung bahan kimia dan alkohol. Kami berharap, ada solusi yang diberikan pemerintah agar ada kebijakan pada proses perizinan pembuatan sabun herbal tersebut," kata Nasidah.*

Baca juga: Majukan UMKM jamu, BPOM gelar Herbal Indonesia Expo 2018

Baca juga: BPOM luncurkan program penguatan UMKM

Pewarta: Amirullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019