Perencanaannya dilakukan bersama dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan  penataan kawasan tepi sungai yang telah dan sedang dilakukan pemerintah di berbagai daerah bertujuan tidak hanya memperbaiki fisik infrastruktur saja, tetapi juga membenahi ekosistem lingkungan keseluruhan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyatakan, penataan kawasan tepi sungai tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya, tapi juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya.

Hal itu, ujar Basuki, dimungkinkan antara lain karena perencanaannya dilakukan bersama dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat.

Dengan demikian, lanjutnya, untuk pemanfaatan selanjutnya tinggal bagaimana peran pemda dalam memberdayakan masyarakatnya sehingga dapat mengembangkan potensi kawasan tersebut.

Terdapat empat prioritas kawasan tepi sungai/nelayan yang ditata oleh Kementerian PUPR sebagai waterfront yakni di Kampung Beting, Kota Pontianak;  Kampung Sumber Jaya, Kota Bengkulu; Kampung Tegalsari, Kota Tegal; dan Kampung Tambak Lorok, Kota Semarang.

Sebelumnya, Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan penataan Kawasan Kota Lama Semarang (KKLS) tahap I sehingga diharapkan bisa makin menarik wisatawan mengunjungi lokasi tersebut.

KKLS yang sebelumnya dikenal banyak terdapat bangunan bersejarah dengan arsitektur bergaya Eropa sebagai pusat perdagangan pada masa Hindia Belanda dinilai kurang terawat, kusam bahkan menjadi daerah rawan kejahatan karena minim penerangan saat malam. Setelah dilakukan penataan, KKLS siap membuat mata dunia sekali lagi tertuju kepadanya.

"Penataan dilakukan agar kawasan lebih rapi, nyaman dan bisa menjadi tujuan wisata. Selama ini, wisatawan yang datang ke Semarang lebih banyak memilih berkunjung ke Candi Borobudur atau Pulau Karimunjawa," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Setelah dilakukan penataan, kondisi jalan dan pedestrian di kawasan seluas 22 hektare sudah rapi menggunakan paving blok dengan dilengkapi pembatas. Kemudian dibuat jaringan utilitas berupa kabel listrik, fiber optik, telepon, dan pipa PDAM di bawah tanah, jaringan drainase dan pembangunan dua kolam retensi yakni Kolam Berok dan Bubakan untuk mengurangi risiko genangan.

KKLS juga dilengkapi street furniture yang disamping sebagai fasilitas pendukung juga menjadi spot wisatawan berswafoto.

Misalnya, tempat pengisian daya ponsel yang dibuat berupa boks telepon, kursi taman, tempat sampah, papan informasi, lampu penerangan jalan, dan halte.

"Penataan juga bertujuan mewujudkan kota Semarang menjadi kota pusaka yang layak huni dan berkelanjutan. Nantinya bisa menjadi kawasan wisata yang mewadahi berbagai kegiatan masyarakat, seperti car free day, festival seni budaya dan kuliner yang akan meningkatkan ekonomi lokal," tambahnya.

Baca juga: Palembang bertahap kembangkan wisata air di Sungai Musi
Baca juga: Masyarakat Banjarmasin gencarkan wisata susur sungai
Baca juga: Kementerian PUPR perlu peningkatan anggaran normalisasi sungai

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019