Dengan menyiapkan generasi muda dalam menghadapi ancaman bencana, maka risiko bencana dapat ditekan
Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Kementerian Sosial RI merintis Gerakan Siswa Siaga Bencana untuk mengajak generasi muda terlibat sejak dini dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, seperti kegiatan Tagana Masuk Sekolah, di SMA Negeri 1 Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

"Sejak peluncuran Tagana Masuk Sekolah oleh Presiden Joko Widodo, Kemensos telah melakukan edukasi mitigasi bencana, yakni Tagana Masuk Sekolah, kemudian muncul Gerakan Siswa Sadar Bencana," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Pasuruan, Minggu.

Dia menjelaskan Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk melakukan edukasi bencana, sehingga hal itu ditindaklanjuti dengan melaksanakan Tagana Masuk Sekolah di sekolah-sekolah di seluruh penjuru negeri.

"Sebagian besar daerah di Indonesia rawan bencana alam, seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir bandang, dan lain-lain, sehingga masyarakat tidak bisa menghindar dari bencana karena bisa saja terjadi secara tiba-tiba dan satu-satunya yang harus dilakukan adalah mitigasi bencana," tuturnya.

Baca juga: Presiden tiba di Banten tinjau pendidikan kebencanaan untuk siswa siswi

Ia mengatakan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

"Dengan menyiapkan generasi muda dalam menghadapi ancaman bencana, maka risiko bencana dapat ditekan, seperti jatuhnya korban jiwa dan kehilangan harta benda," katanya.

Tagana Masuk Sekolah di Pasuruan merupakan bagian dari acara Jambore dan Bakti Sosial Tagana Nasional 2019 yang berlangsung di Jawa Timur pada 25-28 September 2019.

Sosialisasi dimulai dengan pengenalan Tagana kepada para siswa, dilanjutkan dengan sosialisasi pengetahuan tentang bencana dan cara pertama penyelamatan diri ketika terjadi bencana melalui simulasi, serta para siswa diajarkan cara menyelamatkan diri ketika terjadi gempa, baik di dalam kelas maupun menuju titik kumpul yang aman.

Selain itu, Tagana mengajarkan pengurangan risiko bencana dengan merawat lingkungan, salah satunya dengan menanam bibit pohon di lingkungan sekolah dan setiap siswa menanam satu biji pohon asem jawa dengan total 200 batang yang ditanam, sedangkan bibit tersebut disediakan Tagana Kabupaten Pandaan.

Salah seorang siswa SMA Negeri 1 Pandaan, Dinda, mengatakan edukasi kebencanaan tersebut memberi wawasan baru, sedangkan kegiatan yang dilakukan dengan praktik di lapangan membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami.

"Sekarang saya jadi tahu bagaimana menyelamatkan diri saat terjadi gempa setelah tadi ikut simulasi bersama Tagana. Semoga kegiatan ini bisa dilakukan lagi untuk menambah pengetahuan tentang kebencanaan," katanya.

Baca juga: Simulasi tanggap bencana diperkenalkan pada siswa kelompok bermain
Baca juga: BPBD simulasi penanggulangan bencana di 42 sekolah di Kendari

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019